'Soedirman' Film Kedua Garapan Tentara Tahun ini

Abraham Utama | CNN Indonesia
Selasa, 25 Agu 2015 12:32 WIB
Selain film 'Soedirman', TNI AD ternyata menggerap juga film 'Doea Tanda Cinta' yang berkisah tentang taruna Akademi Militer pada Mei 2015 lalu.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kepala Staf Angkatan Darat Mulyono menghadiri open house Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan, di Jakarta, Jumat (17/7). (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tahun 2015 menjadi masa yang berbeda bagi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Selain memiliki kepala staf baru, matra darat institusi kemiliteran ini terlihat aktif berkegiatan di dunia layar lebar.

Senin lalu, film berjudul Jenderal Soedirman untuk pertama kali diputar di depan publik. Sang pemilik hajat, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Mulyono, mendampingi Presiden Joko Widodo yang hadir dalam penanyangan perdana itu.

Sebelum ini, TNI AD juga ikut menggagas pembuatan film bertema militer yang berjudul Doea Tanda Cinta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbeda dengan Jenderal Soedirman yang diangkat dari kisah nyata--meskipun sutradara Viva Westi mengakui sebagian jalan cerita pada film itu merupakan tafsir atas dokumen sejarah--Doea Tanda Cinta berangkat dari kisah fiktif tentang para taruna Akademi Militer.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal Wuryanto mengatakan, institusinya memang terlibat langsung dalam pembuatan Jenderal Soedirman. Ia berkata, lebih dari lima puluh persen dari total biaya produksi film tersebut ditanggung Yayasan Kartika Eka Paksi.

"Ada beberapa lembaga yang membiayai, tapi mayoritas dari yayasan," ujar Wuryanto di Bioskop XXI Epicentum, Jakarta, kemarin.

Dalam keterangan pers yang CNN Indonesia peroleh, pembuatan Jenderal Soedirman memang didukung sejumlah institusi lain, di antaranya Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat, Artha Graha Network dan Security Group Indonesia.

Yayasan Kartika Eka Paksi sendiri merupakan salah satu entitas yang mengelola bisnis TNI AD. Dokumen Mahkamah Agung yang keluar tahun 2013 silam menyatakan, anggaran dasar dan aturan rumah tangga yayasan ini telah beberapa kali mengalami perubahan.

Yang jelas, yayasan ini tercatat dalam terdaftar secara legal sesuai Surat Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum pada Kementerian Hukum dan HAM bernomkr C-HT.01.09-106 tanggal 17 Maret 2006.

Sementara itu, Doea Tanda Cinta memperoleh dukungan dari Induk Koperasi Angkatan Darat. Sayang, film yang tayang perdana Mei lalu ini tidak banyak ditonton publik sehingga manajemen Cineplex XXI segera menurunkannya dari daftar tayang.

Wuryanto menuturkan, lembaganya tidak terlibat langsung dalam pembuatan Doea Tanda Cinta. Tapi lain halnya dengan Jenderal Soedirman. "Kalau film yang kemarin itu hanya sepintas sedangkan ini betul-betul dipersiapkan," ungkapnya.

Kedua film tadi pun membawa dua pesan berbeda. Wuryanto berkata, Doea Tanda Cinta dibuat untuk mengenalkan masyarakat dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan niat dan cara memasuki dunia keprajuritan.

Di sisi lain, Jenderal Soedirman dibuat untuk mewariskan nilai-nilai kejuangan panglima Tentara Keamanan Rakyat pertama itu kepada generasi muda. "Kami ingin generasi muda mengenal sosok Soedirman. Sekarang sulit mencari tokoh nasional sebesar Soedirman," tuturnya.

Wuryanto tak sependapat jika TNI AD disebut mulai rutin membuat film bertemakan militer. Ia pun berkata, lembaganya tidak memiliki niat lain selain mengenalkan nilai-nilai kejuangan prajurit.

Kepada CNN Indonesia, KSAD Jenderal Mulyono menuturkan, ia tidak menutup kemungkinan TNI AD akan memulai proyek pengerjaan film militer lainnya. "Nanti akan kami cari lagi, nilai-nilai kepahlawanan yang bisa menjadi teladan ke depan," tuturnya. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER