Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan akan meminta pihak kepolisian untuk memimpin penggusuran-penggusuran di DKI, salah satunya di Bukit Duri nanti. Hal ini dilakukan agar penggusuran berada dalam satu komando.
"Kami sudah rapat dengan Polda. Polda akan pimpin penggusuran," kata Ahok saat ditemui di Balai Kota, Jakarta, Selasa (25/8).
Menurut Ahok, dengan adanya satu komando, maka penanganan bentrok antara aparat dan warga bisa lebih terkoordinasi. Apalagi polisi lebih berpengalaman dalam menangani bentrokan maupun kericuhan, berbeda dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini semua maju. Perhitungan arah angin salah, nembakin gas air mata ya kena teman sendiri," ujar Ahok.
Selain bekerja sama dengan kepolisian ketika melakukan penggusuran, Ahok juga akan menggunakan kepolisian untuk menyelidiki segala hal sebelum melakukan penggusuran. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya kecurangan maupun hal lainnya yang bisa menghambat upaya relokasi warga dan penggusuran lahan.
"Nanti akan kami masukkan intel dulu, seperti waktu kami bereskan taman burung," kata mantan Bupati Belitung Timur itu.
Seperti diketahui, saat melakukan penggusuran di Taman Burung untuk normalisasi Waduk Pluit, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI menemukan oknum-oknum yang melakukan provokasi.
Tidak hanya di Taman Burung, Ahok juga pernah mengirimkan intel saat penggusuran di Pinangsia. Ia berujar masyarakat yang enggan direlokasi dikoordinasi oleh oknum-oknum penyewa lapak di sana. Sehingga masyarakat memberikan perlawanan.
"Ada orang saya lihat orang yang urus (warga) ini naik fortuner. Kami intip kok. Saya tahu datanya, dia siapa, aktivis mana, lulusan mana. Ini kayak mau main politik supaya kami takut," ujar Ahok beberapa waktu lalu.
Ahok juga sering menyebut dirinya mempunyai banyak mata-mata di luar sana. Orang-orang yang ia sebut itu mata-mata itu membantunya menyelidiki hal-hal yang ia anggap rumit untuk diselesaikan.
(utd)