Johny Lumintang: Dua Kali Gantikan Jabatan Prabowo Subianto

Anggi Kusumadewi | CNN Indonesia
Rabu, 02 Sep 2015 08:59 WIB
Letnan Jenderal (Purn) TNI Johny Lumintang menjadi salah satu kandidat Kepala Staf Presiden yang diajukan Luhut Binsar Pandjaitan ke Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi akan melantik Kepala Staf Presiden pengganti Luhut Pandjaitan hari ini, Rabu (2/9). (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nama Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) Johny Josephus Lumintang dimasukkan Luhut Binsar Pandjaitan ke dalam daftar calon Kepala Staf Presiden yang ia serahkan kepada Presiden Jokowi. (Baca: Dua Jenderal TNI Jadi Kandidat Kepala Staf Presiden)

Johny yang disebut-sebut sebagai salah satu orang kepercayaan Luhut, memiliki karier panjang di dunia militer seperti halnya Luhut. Pria kelahiran Minahasa, Sulawesi Utara, 68 tahun silam itu lulusan  Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) Angkatan 1970.

Tahun 1996 saat menjabat sebagai Kepala Staf Komando Daerah Militer/Kepala Staf Daerah Militer VIII/Trikora di Papua (kini Kodam XVII/Cendrawasih), Johny ikut serta dalam Operasi Rajawali yang bertugas membebaskan peneliti Ekspedisi Lorentz 95 yang disandera Organisasi Papua Merdeka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Operasi Rajawali didominasi oleh anggota Komando Pasukan Khusus, dan dipimpin langsung oleh Letnan Jenderal Prabowo Subianto yang saat itu menjabat sebagai Komandan Kopassus. Operasi ini berakhir dengan penyerbuan Kopassus ke Markas OPM di Mimika. Pada peristiwa itu, dua dari 11 sandera ditemukan tewas.

Usai bertugas di Operasi Rajawali, Johny dipercaya memimpin pembebasan 14 karyawan PT Jayanti di Timika, Papua, yang disandera Gerakan Pengacau Keamanan. Tugas itu berhasil ia rampungkan dalam waktu sebulan, meski dua sandera tewas.

Selanjutnya Johny menjabat Asisten Kepala Staf Umum ABRI. Berturut-turut kemudian ia memegang jabatan Komandan Batalyon Infanteri 751, Komandan Distrik Militer Merauke dan Jayapura, Komanda Brigade Infanteri Lintas Udara 18/Trisula Komando Strategi Angkatan Darat, Komandan Resimen Induk Komando Daerah Militer Jaya, Komandan Resort Militer 164 Timor Timur, dan Panglima Divisi Infanteri I/Kostrad.

Sepanjang karier militernya, nasib Johny beberapa kali bertaut dengan Prabowo Subianto. Tak lama usai kejatuhan Soeharto, ia diminta menjabat Panglima Kostrad menggantikan Prabowo –justru di saat karier militer Prabowo sedang berada di puncak.

Akhir Oktober 1998, Johny kembali diminta menggantikan Prabowo sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI.

Keberuntungan Johny tak berhenti di situ. Pada Januari 1999, ia dipercaya menjabat Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat. Selanjutnya ia pun menjabat Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional dan Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan (kini Kementerian Pertahanan).

Pagi ini, Rabu (2/9), Johny santer disebut lingkaran Istana bakal menggantikan posisi Luhut Pandjaitan sebagai Kepala Staf Presiden. Meski demikian, Johny mengatakan kepada Detikcom saat ini masih berada di Manila, Filipina. Pelantikan Kepala Staf Presiden akan digelar di Istana Negara pukul 09.00 WIB. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER