Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais memberikan pernyataan yang berbeda dari biasanya, pada Kamis (3/9) siang. Amien memberikan restu kepada partainya yang berbalik mendukung pemerintah Jokowi.
Dengan bergabungnya PAN ke pemerintah, Amien berharap bisa membangun koalisi yang lebih besar di tengah situasi ekonomi yang sedang lesu. "Kalau tidak sampai ke koalisi yang lebih besar, tidak perlu PAN malu untuk menarik diri. Ini langkah awal untuk jangka panjang," kata Amien di kediamannya, Yogyakarta. (Baca juga:
Amien Rais Restui PAN Gabung ke Jokowi)
"Ada skenario dari luar, kita harus paham," lanjut dia. Menurut Amien, negara-negara Timur Tengah runtuh belakangan ini dalam hitungan bulan, dan target berikutnya adalah Malaysia dan Indonesia. "Ada kekuatan yang akan meruntuhkan bangsa-bangsa, termasuk Indonesia. Kita dalam kondisi berbahaya," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Amien yang merestui PAN bergabung dengan pemerintah Jokowi berbeda dengan pernyataannya yang dahulu. Pada Juni lalu, Amien mengkritik Jokowi dengan pernyataan yang memerahkan telinga. Ketika itu dia mendesak agar pemerintah segera melakukan reshuffle di tengah situasi negara yang dianggapnya dalam keadaan bahaya. Ia tidak ingin Jokowi seperti burung unta. (Baca juga:
Apa Konsesi Bergabungnya PAN ke Pemerintah Jokowi?)
"Reshuffle lebih cepat lebih baik. Jangan sampai Jokowi seperti burung unta, yang kalau melihat bahaya justru memasukkan kepalanya ke dalam pasir dan tidak ingin melihat bahaya itu," ucap Amien.
Saat memberikan tausiyah di acara Tarawih Bersama Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), ia kembali mengkritik pemerintahan Jokowi. Amien menyebut pemerintahan Jokowi tidak berpengalaman dan dibantu kekuatan siluman.
"Kita semua harus tahu, ada kekuatan siluman yang kuat mendukung pemerintahan (Presiden) Jokowi (Joko Widodo) saat ini," kata Amien Rais di kediaman Akbar Tanjung. (Baca juga:
Tjahjo Kumolo: Perkataan Amien Rais Tidak Mendidik)
Kritik yang disampaikan Amien Rais tidak hanya dilakukan saat Jokowi sudah menjadi Presiden Indonesia yang ketujuh. Kritikan kepada Jokowi sudah dilontarkan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini menjelang Pemilihan Presiden 2014.
Amien gencar menyerang Jokowi yang saat itu dicalonkan menjadi presiden. Menurut dia, Jokowi diusung karena popularitasnya. Dia menyebut Jokowi mirip Joseph Estrada yang memenangkan pemilu presiden di Filipina karena popularitas.
Joseph meraih popularitas karena dikenal sebagai bintang film. Namun pada 2001, Joseph dilengserkan dari jabatan presiden dengan kekuatan rakyat melalui demonstrasi besar-besaran.
Amin mengimbau rakyat Indonesia agar tidak terlena memilih presiden berdasarkan popularitas. "Pernyataan saya yang mengundang caci maki itu hanya untuk mengingatkan masyarakat agar jangan terlena dengan popularitas seseorang," kata Amien.
Keberpihakan Amien di kubu Prabowo-Hatta saat Pilpres 2014 juga mengundang pertanyaan besar. Amien Rais yang dikenal sebagai penggagas reformasi 1998, malah memberikan dukungan kepada Prabowo yang disebut bertanggung jawab dalam penculikan beberapa aktivis. Koordinator KontraS Haris Azhar pernah menyebut Amien sebagai politisi pragmatis yang lebih berorientasi kepada kekuasaan. (Baca juga:
Ucapan Yusril dan Prabowo ke Amien Rais Jelang Soeharto Jatuh)
(hel/hel)