Pemerintahan Jokowi Tambah Kuat kalau Golkar Ikut Gabung

Basuki Rahmat N | CNN Indonesia
Sabtu, 05 Sep 2015 22:18 WIB
Bergabungnya Partai Amanat Nasional ke koalisi pemerintah tak begitu signifikan untuk memperkuat pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Presiden Jokowi bersama petinggi PAN saat mengumumkan bahwa partai tersebut bergabung dengan pemerintah di Istana Merdeka, Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (2/9). (CNN Indonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat politik dari Universitas Indonesia Hamdi Muluk menilai bergabungnya Partai Amanat Nasional ke koalisi pemerintah tak begitu signifikan untuk memperkuat pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Hamdi mengatakan suara PAN yang hanya berada di angka 7 persen cukup sulit untuk menyokong jalannya roda pemerintahan secara signifikan. Dengan posisi PAN saat pemilihan legislatif lalu yang hanya berada di papan tengah maka butuh adanya partai lain yang bergabung ke Koalisi Indonesia Hebat.

“Yang signifikan itu kalau Partai Golkar ikut pindah. Konstelasi politik di Tanah Air bisa langsung berubah,” kata Hamdi ketika dihubungi CNN Indonesia, Sabtu (5/9). (Baca: Ditinggal PAN, Koalisi Prabowo Klaim Tetap Solid)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hamdi menyebutkan jika Golkar ikut bergabung ke koalisi pemerintah maka posisi kekuatan KIH di parlemen akan melebihi Koalisi Merah Putih. “PAN suaranya tujuh persen, Golkar 13 persen, jadi kalau digabung bisa 20 persen,” ujarnya.

Lebih jauh menurut Hamdi sudah telat bila PAN bergabung dengan KIH yang menjadi poros pemerintah. “Masyarakat sekarang sudah tidak terlalu peduli dengan pengkubuan Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih,” ujar Hamdi.

Hamdi menuturkan adanya dua kubu tersebut saat ini mulai dilupakan oleh publik setelah berjalannya roda pemerintahan Jokowi-JK lebih dari enam bulan. “Orang sekarang berpikir apa bedanya (KIH dan KMP),” ucap Hamdi.

Namun demikian, Hamdi mengatakan bahwa tentunya berbeda bagi Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang sudah memutuskan bergabung dengan KIH. “Pak Zul sebagai seorang politikus dan ketua umum partai pastinya mempunyai hitungan sendiri,” tutur Hamdi. (Baca: Pemerintah Belum Bicarakan Jatah Kursi Kabinet untuk PAN)

Hamdi mengatakan meski PAN saat ini tidak mendapat kursi menteri karena baru saja diadakan perombakan susunan kabinet oleh Presiden Jokowi namun ke depannya bakal mendapat bagian kekuasaan. “Menunggu ada reshuflle lagi,” ucapnya. (Baca: PAN Mengaku Belum Ditawari Jabatan oleh Presiden Jokowi)

“Tidak ada ‘makan siang yang gratis’ meskipun sekarang PAN belum dapat apa-apa. Sekarang ini belum konkret deal-deal-nya,” tambah Hamdi. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER