Hubungan Istimewa Budi Waseso dengan Jip dan Kasus

Helmi Firdaus | CNN Indonesia
Minggu, 06 Sep 2015 10:38 WIB
Menghidupkan kembali jip rongsok pelan-pelan dan berhasil mengungkap kasus adalah dua sumber kepuasaan Budi Waseso.
Komisaris Jenderal Budi Waseso saat ditemui di kediamannya di Jakarta Selatan. (CNN Indonesia/Prima Gumilang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisaris Jenderal Budi Waseso akan menempati pos baru sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional. Meski berganti posisi, hubungan istimewa pria yang akrab dipanggil Buwas dengan jip dan kasus tampaknya tak bakal berubah.

Jenderal lulusan Akademi Kepolisian tahun 1984 ini mengaku memiliki hobi otomotif. Tetapi bukan dengan membeli mobil mewah sport. Hobi otomotif Buwas berkaitan dengan hobinya yang lain, yakni berburu. Mobil yang disukai Buwas adalah jip. "Makanya kalau dilihat kendaraan saya jip,” katanya dalam wawancara khusus dengan CNN Indonesia.

Jip yang menjadi kesukaan Buwas bukanlah jip modern atau model terkini yang sudah didukung oleh berbagai macam teknologi untuk memudahkan pemakainya. Menurutnya, jip modern itu tidak efisien untuk mendukung hobi berburunya. “Selain itu mahal,” tegasnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jip yang disukai Buwas adalah jip model lawas atau yang disebutnya sebagai jip yang masih konvensional. Di rumah dinasnya tampak terparkir jip Toyota Hardtop Land Cruiser keluaran tahun 1980-an berwarna abu-abu. Menurutnya, jip konvensional ini mudah perawatannya, penggunaannya dan juga mudah diperbaiki.

Sama seperti umumnya pecinta jip, Buwas juga suka membangun jip nya pelan-pelan. Adalah kepuasaan tersendiri bagi pecinta jip untuk membeli jip rongsok untuk kemudian “dihidupkan” kembali secara perlahan-lahan sesuai dengan kemampuan yang ada. “Kalau saya punya rejeki beli, saya perbaiki pelan-pelan,” tutur Buwas.

Selain kepuasan bisa menghidupkan kembali jip secara pelan-pelan, ada hal lain yang membawa kepuasan tersendiri bagi Buwas, yakni kasus. Apalagi jika untuk mengungkap kasus itu banyak hambatan, maka kepuasan yang didapatkan Buwas lebih besar.

Makanya, ketika ditanya apakah dirinya puas dengan jabatan Kabareskrim, Buwas menjawab tidak. Kepuasan itu didapatkan ketika kasus yang ditanganinya berhasil diungkap dengan baik. “Ada tantangan untuk memecahkan hambatan dalam kasus. Kepuasan itu ketika ada tantatangan untuk mengungkapkannya,” ujar Buwas.

Selain itu Buwas menyebutkan, selain kepuasan, mengungkapkan sebuah kasus itu juga kewajiban. Pasalnya, dia mengaku sudah menerima gaji dari negara sehingga wajar jika dia dituntut untuk menyelesaikan pekerjaannya. “Kalau pekerjaan saya selesai, berarti tanggungjawab, kewajiban saya telah selesai,” katanya.

Sayangnya, selama Buwas delapan bulan menjadi Kabareskrim, belum ada satu pun kasus yang dilimpahkan ke pengadilan. Memang selama dia menjabat, banyak kasus besar yang sedang ditangani, seperti dugaan korupsi kondensat, dugaan korupsi di Pelindo II.

Penanganan kasus ini banyak mendapat pujian dari banyak pihak bahwa Bareskrim Polri dibawah Buwas berbeda, selain beberapa kontroversi atas apa yang dilakukan Buwas. Salah satunya adalah langkah yang dilakukannya dengan menangkap pimpinan KPK non-aktif Bambang Widjojanto sebagai sebuah kriminalisasi sampai peryataannya kepada Buya Syafii Maarif untuk tidak berkomentar soal penegakan hukum yang dinilai merendahkan Buya sebagai bapak bangsa.


(hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER