Jakarta, CNN Indonesia -- Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat menyoroti salah langkahnya pimpinan DPR Setya Novanto dan Fadli Zon menemui bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump. Keduanya didesak untuk menjelaskan secara detail seputar pertemuannya dengan Trump.
Penjelasan Fadli melalui keterangan tertulisnya, Jumat (4/9), ihwal pertemuan dengan Trump dianggap belum cukup. “Pak Setya dan Pak Fadli harus menjelaskan dengan sejelas-jelasnya kenapa mereka mengunjungi Trump,” kata anggota Komisi III DPR Arsul Sani kepada CNN Indonesia, Ahad (6/9).
Arsul mengatakan, bila pertemuan tersebut membicarakan soal investasi maka sejauh mana nantinya investasi tersebut berdampak positif bagi perekonomian Indonesia. “Investasi apa. Itu tidak dijelaskan. Misalnya investasi soal pembangunan PLTU atau apa. Bukan cuma misalnya investasi hotel atau properti milik Trump saja,” ujarnya. (Baca:
Fadli Zon Jelaskan Pertemuan Setya Novanto dan Donald Trump)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Arsul langkah Setya dan Fadli sebagai pejabat tinggi publik di Indonesia menemui Trump juga tidak tepat. Sebab posisi Trump bukan pejabat negara. “Trump itu kan statusnya pebisnis swasta. Bukan pejabat negara atau orang organisasi ekonomi pemerintah. Kalau misalnya dia semacam ketua Kadin tidak masalah,” tuturnya.
Seharusnya, lanjut dia, kalau mau membicarakan soal investasi maka bertemunya dengan pejabat di Amerika. “Jadi ini juga persoalan etika sebagai pejabat publik, Pak Setya dan Fadli,” ujar Arsul.
“Kalau mau bertemu minimal di tempat yang netral, di suatu hotel misalnya secara informal. Bukan di acara formal seperti konferensi pers begitu,” tambahnya.
Sebelumnya, Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan, Surahman Hidayat mengatakan pihaknya akan melakukan rapat pimpinan untuk membahas pertemuan pimpinan DPR dan calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dia mengatakan rapim akan dilakukan apabila sudah menerima berkas laporan. "Insya Allah akan dirapimkan," ujar Surahman.
Hal serupa dikatakan Wakil Ketua MKD Sufmi Dasco Ahmad. Dia mengatakan pihaknya siap mengklarifikasi pertemuan yang dinilai menunjukkan keberpihakan Indonesia atas salah satu calon presiden Amerika Serikat itu. (Baca:
Majelis Kehormatan Dewan Minta Klarifikasi Setya Novanto)
(obs)