Jakarta, CNN Indonesia -- Pagi hari merupakan waktu utama bagi jemaah haji melempar jumrah. Sejak mulai terbit matahari hingga sekitar pukul 09.00, jemaah banyak yang berduyun-duyun melempar jumrah untuk mendapat keutamaan dalam salah satu rukun haji itu.
Oleh karena itu menurut Ketua Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) Slamet Effendi Yusuf, sudah sejak awal jemaah haji Indonesia diminta tidak melontar jumrah pagi hari.
"Dalam ajaran perhajian, pagi hari itu disebut sebagai waktu
afdhol (utama)," kata Slamet kepada CNN Indonesia, Jumat (25/9). Itulah mengapa banyak jemaah haji dari semua negara melontar jumrah pagi hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal menurutnya, meski melontar jumrah tak dilakukan pagi hari, ibadah haji tetap sah karena rukun haji sudah ditunaikan.
Panita Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia di Mekkah menurut Slamet kerap mengimbau jemaah haji Indonesia melontar jumrah malam hari untuk menghindari desak-desakan dengan jemaah haji negara lain.
(Baca juga: Prosesi Jumrah Disebutkan Sudah Diatur Jadwalnya)
Meski sudah berulang kali diimbau, namun masih saja ada jemaah haji Indonesia melontar jumrah pagi hari.
SIMAK FOKUS: Tragedi Mina TerulangSoal melontar jumrah pagi hari ini, Pengurus Besar Nadlatul Ulama (PBNU) juga meminta kepada seluruh jemaah haji Indonesia termasuk para pembimbing untuk selalu tertib dalam pelaksanaan manasik haji.
Bukan cuma soal melontar jumrah, jemaah haji menurut Slamet kadang terlalu memforsir diri dengan memperbanyak umrah. "Kadang kaki mereka sampai bengkak dan sakit, katanya.
Padahal kesehatan dan kondisi tubuh yang prima sangat dibutuhkan jemaah dalam menjalankan ibadah haji.
Menurut Rais Am PBNU Ma'ruf Amin, jemaah haji harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan untuk memastikan keabsahan pelaksanaan manasik haji. Namun dalam pelaksanaanya, Ma'ruf meminta turut dipertimbangkan sisi keamanan dan kenyamanan jemaah.
"Mengejar keutamaan dengan cara cara yang bisa menyebabkan bahaya, baik untuk diri sendiri maupun orang lain tidak diperkenankan," kata Ma'ruf.
Sementara itu Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan, para pembimbing ibadah haji diminta agar memberikan pendidikan dan penyadaran kepada jamaah haji agar melaksanakan haji pada waktu yang sah. (Baca juga:
PBNU Imbau Umat Islam Salat Gaib untuk Korban Tragedi Mina)
Waktu yang sah ini tidak harus pada waktu utama demi untuk keselamatan dan kesehatan jamaah haji.
Peristiwa saling dorong terjadi kemarin pagi pukul 07.30 waktu setempat di jalan 204 saat jemaah akan masuk ke Jembatan Jamarat.
Jamarat ini merupakan kawasan tempat berdirinya bangunan di mana ada tiga tiang simbol setan yakni Ula, Wusta dan Aqaba.
Akibat peristiwa saling dorong ini, banyak jemaah terinjak-injak. Tercatat hingga saat ini ada 717 orang tewas dan 863 lainnya terluka.
(sur)