Jokowi Perintahkan Percepatan Penanganan Kabut Asap

Resty Armenia | CNN Indonesia
Jumat, 09 Okt 2015 21:47 WIB
Total area yang terbakar 1,7 juta hektare di mana hampir separuhnya adalah lahan gambut yang susah dipadamkan.
Kabut asap paling pekat di Palembang terjadi pada pagi hari saat embun turun, yakni sekitar pukul 5-6 pagi. Menjelang siang, kabut semakin terangkat ke atas karena udara yang mulai memanas akibat cahaya matahari. (CNN Indonesia/Ranny Virginia Utami)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo tengah mengupayakan penanganan kabut asap akibat pembakaran lahan di Sumatra dan Kalimantan secara lebih cepat.

Anggota Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana dalam siaran pers yang diterima CNN Indonesia menuturkan, Presiden menyampaikan bahwa pemerintah telah berupaya sekuat tenaga dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan.

"S‎aya sudah melihat baik prajurit dari TNI, Kepolisian, dan BNPB. Saya lihat betul-betul sudah bekerja," ujar Jokowi di lokasi kebakaran Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupate Kampar, Provinsi Riau, Jumat (9/10).
Jokowi menjelaskan, upaya penanganan bencana asap ini terasa lama karena wilayah yang terbakar sangat luas, yakni 1,7 juta hektare. Hal itu diperburuk dengan terjadinya kekeringan akibat El Nino, sehingga belum terjadi hujan hingga kini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari 1,7 juta hektare area terbakar itu, 770 ribu hektare terletak di Kalimantan dengan total 35 persen di antaranya merupakan lahan gambut. Sedangkan di Sumatra, area yang terbakar seluas 593 ribu hektare dengan total 45,9 persen diantaranya berupa lahan gambut. Adapun sekitar 221.704 hektare area terbakar berada di Provinsi Sumatra Selatan.

Untuk mempercepat pemadaman api, pemerintah menerima bantuan pesawat yang berasal dari Malaysia, Singapura, Rusia, dan China. Pesawat-pesawat itu memiliki kapasitas setara 12.000 liter hingga 15.000 liter. "Kami fokus mengerjakan yang titik apinya paling banyak, yaitu di Sumatra Selatan, karena asap yang masuk kesini itu berasal dari sana," ujar Jokowi tadi siang.

Presiden pun telah berbicara melalui telepon dengan Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei yang tengah berada di Sumatera Selatan untuk melakukan koordinasi penanganan bencana asap.‎

Ditargetkan dalam dua pekan ke depan dengan kapasitas bom air yang ada, titip api bisa cepat tertangani.
Presiden juga sempat menegaskan bahwa kabut asap yang terjadi saat ini banyak disebabkan kebakaran di lahan gambut. Karakteristik yang unik dari gambut menyebabkan sulitnya usaha untuk memadamkan api di lahan gambut. "Karena di atasnya kelihatan sudah padam, tapi dibawahnya masih membara," ujarnya.

Oleh sebab itu, kata Ari, solusi untuk mengatasi kebakaran di lahan gambut itu dilakukan dengan membuat kanal bersekat dan di sisi kanan dan kirinya diberi stok air dengan embung. Dengan cara itu dilakukan pembasahan (rewetting) lahan gambut.

Sekat kanal bersama embungnya selain dibuat di Lokasi Bekas Kebakaran, Desa Rimbo Panjang, Kemacetan Tambang, Kabupaten Kampar juga telah dikerjakan di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, lokasi yang telah dikunjungi Presiden pada bulan September lalu.‎‎ (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER