Kak Seto: Selamatkan Bayi Terpapar Asap ke Rumah Aman

Arbi Sarwanto | CNN Indonesia
Jumat, 09 Okt 2015 22:08 WIB
Kak Seto mencontohkan saat mengunjungi Palembang ia melihat 3-4 bayi yang terpapar asap dengan kondisi yang memprihatinkan.
Keprihatinan Asap. (CNNIndonesia/PhotographerAdhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerhati anak, Seto Mulyadi atau biasa disapa Kak seto meminta pemerintah agar secepatnya melakukan langkah penyelamatan anak-anak korban bencana kabut asap di enam provinsi di Indonesia.

"Nomor satu sekarang adalah secepatnya menyelamatkan anak-anak ke dalam rumah aman. ‎Jadi apakah itu mal, Kantor Walikota, Kantor Gubernur, itu dipakai untuk tempat aman anak-anak," ujar Kak Seto di Kantor KPAI, Jakarta, Jumat (9/10).


Kak Seto mengingatkan dampak dari kabut asap yang dialami anak-anak akan berlangsung tidak hanya dalam hitungan bulan, namun juga tahun-tahun ke depan. Sehingga menurutnya, pemerintah harus menetapkan kabut asap sebagai bencana nasional agar penanganan lebih maksimal dan membuat rumah aman untuk anak-anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Membuat rumah-rumah aman yang bisa menyelamatkan anak khususnya 12 tahun ke bawah. Ini harus jadi skala prioritas," kata Kak Seto.


Ia khawatir anak-anak korban asap akan menjadi generasi yang rapuh dari segi kesehatan mapupun kecerdasan di masa datang. Sebab, paparan racun-racun kimia yang terkandung dalam asap sudah masuk ke dalam paru-paru dan perut dari anak-anak korban asap.

Kak Seto mencontohkan ketika mengunjungi Palembang dan melihat terdapat 3-4 bayi yang terpapar asap dengan kondisi yang memprihatinkan. Ia pun meminta kepada pemerintah untuk memberikan perhatian terhadap korban-korban seperti yang ia temukan, termasuk meminta kepada Menteri Kesehatan Nina F. Moeloek untuk memberikan masker yang sesuai standar.

"Mohon Menteri Kesehatan untuk menetapkan standar masker, agar jangan ada perbedaan-perbedaan interpretasi mengenai kualitas masker itu," ujar Kak Seto.


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan para siswa yang terkena dampak kabut asap harus memprioritaskan keselamatan dan kesehatannya ketimbang memilih pergi ke sekolah."Kesimpulannya keselamatan dan kesehatan itu prioritas. Jadi pendidikan ini nomor dua," ujar Anies di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (7/10).

Anies menyampaikan setiap seminggu dua kali kementeriannya melakukan koordinasi dengan dinas-dinas secara rutin untuk melakukan pemantauan perkembangan. Hal itu dilakukan sejak pekan kedua kabut menyelimuti Sumatera dan Kalimantan.

"Kemudian keputusan mengenai proses belajar-mengajar dilakukan lewat musyawarah kepala dinas dengan stakeholder, komite sekolah, orangtua, siswa apakah belajar di sekolah, di rumah, atau libur. Libur itu sama sekali enggak ada kegiatan," kata dia. (bag)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER