Teten: Hasil Pembangunan Baru Terlihat Tiga Tahun Lagi

CNN Indonesia
Selasa, 20 Okt 2015 18:35 WIB
Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki sepakat dengan Presiden Jokowi bahwa tahun ini merupakan tahun yang pahit.
Satu tahun nawacita jokowi. (CNN Indonesia Photo/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki berpandangan hasil program-program pembangunan yang digagas pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) baru bisa terlihat sekitar tiga hingga empat tahun yang akan datang.

"Misalnya hitungan kami tahun ke-3 atau ke-4 lah baru kelihatan hasilnya, misalnya program swasembada pangan," ujar Teten di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (20/10).

Ia memaparkan selama setahun pemerintah tidak mengimpor beras karena telah mengetahui berapa kapasitas industri nasional. "Kenaikan sedikit, kan inflasi besar dan angka kemiskinan meningkat. Kita sudah tahu berapa kapasitas industri nasional, kita tak impor setahun tapi masuk masa El Nino yang kalau dibanding 1997 impornya sudah 7,2 juta ton. Ada kenaikan harga yang wajar," kata Teten.
Mantan pegiat anti-korupsi itu menjelaskan, survei yang menyebutkan popularitas Jokowi-JK menurun dalam satu tahun ini diakibatkan karena tahun ini pemerintah fokus membangun fondasi yang kuat. "Saya kira satu hal yang perlu dilihat oleh lembaga survei, ada keadaan yang warisan-warisan masa lalu dan keadaan ekonomi global yang tidak mudah, sehingga momen ini kami gunakan untuk membangun fondasi ekonomi yang kuat," ujar dia.

Upaya membangun fondasi ekonomi yang kuat itu, papar Teten, ditunjukkan dengan pemangkasan inefisiensi ekonomi, menyederhanakan proses birokrasi perizinan panjang dan rumit, konsolidasi politik, konsolidasi birokrasi, pembangunan infrastruktur, dan mengubah pandangan dengan pendekatan revolusi mental.

"Tahun ini kami juga arahkan pembangunan ke depan yang memperkuat lagi industrialisasi dari konsumsi ke produksi, dari Jawa-sentris menjadi Indonesia-centris. Itu yang jadi tahun ini betul-betul tahun yang sulit, tapi kami memang gunakan kesempatan untuk membangun fondasi," kata dia.
Menurut Teten, hal ini merupakan permasalahan yang harus dihadapi, karena ada masa-masa di mana, misalnya, ketika pendapatan dari ekspor komoditi primer dan bahan baku harganya tinggi, maka pemerintah melupakan pembangunan industrialisasi, sehingga negara sangat tergantung impor terhadap bahan baku, industri, pangan, dan bahan bakar minyak (BBM). Jika itu terjadi, tutur dia, maka perekonomian Indonesia akan sangat rentan terhadap perubahan-perubahan global.

"Ini yang kita sekarang, mau tidak mau, bagaimana tekanan ekonomi global itu bisa kita atasi," ujar dia.
Teten sepakat dengan Presiden Jokowi bahwa tahun ini merupakan tahun yang pahit. Menurut dia, pencabutan subsidi BBM membuat banyak kelas menengah tidak senang. Begitu pula dengan terjadinya perlambatan ekonomi yang berpengaruh signifikan.

"Justru dalam kondisi ini pemerintah sekarang sedang betul-betul mengubah tadi, banyak infrastruktur yang tidak dibangun, sekarang kita bangun. Jadi kebutuhan listrik, kebutuhan untuk mendukung industrialisasi masa depan dengan pembangunan infrastruktur, energi, itu kita bisa optimis ke depan kalau semua infrastruktur sudah tersedia," kata dia.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER