Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Budi Waseso mengecek kondisi Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas II A Cipinang, Jakarta, Rabu (21/10). Kehadiran jenderal bintang tiga yang biasa disapa Buwas ini merupakan bagian dari rencana besar BNN memisahkan pengedar dan pecandu narkoba.
"Ke depan, kami harus membicarakan kondisi ideal karena ini adalah pembinaan terhadap manusia yang diharapkan dapat kembali ke masyarakat," ujar Buwas usai menyidak kondisi lapas.
Mantan kepala Badan Reserse Kriminal Polri itu mengatakan, penghuni Lapas Narkotika Cipinang masih bercampur, antara pecandu, pengedar, maupun bandar. Menurutnya, pencampuran tersebut menyebabkan upaya rehabilitasi pecandu tersendat.
Pencampuran seperti itu berpotensi memunculkan penyalahgunaan narkoba di lapas. Apalagi jika hal itu diukur dari perbandingan jumlah penghuni dan petugas jaga lapas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penghuni di lapas ini sekitar dua ribu orang, sedangkan pengawas cuma berjumlah 18 orang. Bagaimana bisa mengawasi? Kan tidak efektif. Mereka tidak mungkin dapat mengawasi aktivitas seluruh penghuni," ucapnya.
Untuk mewujudkan sistem pemisahan antara pecandu dan pengedar narkotik, Buwas mengaku BNN belum menentukan target waktu. Ia bertutur, membangun sarana dan prasarana serta sistem rehabilitasi terpadu baru tidak secepat membalikan telapak tangan.
"Kami maunya cepat, tapi kan tidak mungkin seperti membalik telapak tangan. Nanti akan bertahap," ujarnya. Yang jelas, sambung Buwas, rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba merupakan prioritas BNN saat ini.
Sebelumnya, Buwas mengatakan BNN bersama sejumlah kementerian akan membuat lapas integratif untuk pecandu narkotika yang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Ini dalam rangka menyamakan pemahaman. Kalau tidak sinergi kan susah terwujud. Di Gunung Sindur uji coba dulu, nanti akan dibangun," kata Budi saat ditemui di Kementerian Sosial, Jakarta, Senin lalu.
Menanggapi permintaan tersebut, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan siap memenuhi tugas rehabilitasi yang dibebankan pada kementeriannya.
Jumlah konselor dan pekerja sosial, kata Khofifah, akan disesuaikan dengan jumlah penderita di lapas tersebut.
"Biasanya kan perbandingan konselor dan klien 1:10, maksimal 1:13. Begitu pula dengan pekerja sosial. Nanti kami lihat kliennya berapa baru," ujarnya.
Khofifah mengatakan tahun ini akan bertambah lima panti rehabilitasi. BNN dan Kemensos masing-masing punya empat panti saat ini.
(bag)