Jakarta, CNN Indonesia -- Instruksi Kementerian Pendidikan Dasar, Menengah, dan Kebudayaan agar sekolah-sekolah diliburkan jika indeks standar pencemaran udara (ISPU) sudah di atas normal agaknya langsung diterapkan di beberapa daerah, salah satunya Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Sekolah dari tingkat taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas diliburkan hari ini, Jumat (23/10), karena kabut asap semakin pekat dan membahayakan kesehatan.
Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Agam, Isra, mengungkapkan bahwa keputusan meliburkan sekolah hanya terjadi hari ini hingga besok Sabtu.
"Kami meliburkan seluruh siswa akibat kondisi udara sudah membahayakan dan akan berdampak pada kesehatan mereka," ujar Isra.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Isra menambahkan keputusan untuk memperpanjang masa libur sekolah akan tergantung kondisi ISPU beberapa hari ke depan. Jika ISPU pada Senin (26/10) masih buruk maka masa libur akan diperpanjang.
Sebelumnya murid TK dan Pendidikan Anak Usia Dini di Paud yang berjumlah 8.012 orang dari 268 unit TK dan PAUD, telah diliburkan sejak Jumat (2/10). Sementara siswa SD dengan jumlah 60.129 orang dari 445 unit SD mulai libur pada Senin (5/10) sampai Rabu (7/10).
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Agam, Fauzir, mengatakan bahwa jika kondisi ISPA sudah membaik pada senin maka proses belajar mengajar akan berjalan seperti biasa.
"Ini merupakan kebijakan kita, karena kondisi ini bisa mengakibatkan siswa terserang infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)," kata Fauzir.
Sebelumnya Kementerian Pendidikan Dasar dan Kebudayaan mengeluarkan lima kebijakan untuk mengatasi persoalan pendidikan yang terjadi akibat kebakaran hutan/lahan.
Mendikbud Anies Baswedan menjelaskan salah satu kebijakan adalah dihentikannya proses belajar mengajar di sekolah yang indeks standar pencemaran udaranya sudah di atas ambang toleransi.
Penghentian harus dilakukan agar anak-anak tidak terkena dampak yang lebih parah, apalagi dalam kondisi kabut asap seperti itu kesehatan menjadi keutamaan dibandingkan pendidikan.
"Siswa tak perlu khawatir akan ketinggalan materi karena nanti akan ada penyesuaian materi. Orang tua pun harus yakin bahwa itu tidak akan menjadi masalah," kata Anies saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, kemarin.
Menurut Anies, kebijakan tersebut pun nantinya akan berimbas pada materi-materi ujian yang dihadapi oleh anak-anak yang terkena dampak kebakaran. Nantinya materi ujian tidak akan sama dengan daerah yang tak terkena bencana.
(pit/ant)