Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau yang kerap disapa Gus Dur adalah orang pertama yang pernah memimpikannya dia menjadi gubernur. Ahok mengatakan dirinya dan Gus Dur memiliki hubungan emosional yang baik.
“Yang pertama mimpi Ahok jadi gubernur itu Gus Dur, tetapi dia membayangkannya hanya jadi gubernur di (Bangka) Belitung, bukan di Jakarta," kata Ahok saat membuka Acara Advokasi dan Sosialisasi Imunisasi Muslimat NU di Balai Kota, Jakarta, Jumat (23/10).
Ahok mengatakan Gus Dur sangat mendukungnya sebagai kepala daerah hingga mendatangi kampanye Ahok meski harus naik pesawat. Ia mengatakan Gus Dur memberikan dukungan kepada Ahok karena niat Ahok membentuk jaminan sosial nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misalnya seperti Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Ketenagakerjaan. Namun kalau yang baru di Jakarta itu adalah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA)," katanya.
Ahok menilai NU diperlukan untuk menjaga Indonesia agar tetap punya semangat Bhinneka Tunggal Ika. Organisasi-organisasi sayap NU dinilai Ahok efektif untuk mendukung program pemerintah Jakarta seperti memfasilitasi pengajian di RPTRA serta membantu melakukan pengawasan di kampung-kampung.
Ahok sendiri menjadi Bupati di Belitung Timur periode 2005-2006 sebelum akhirnya menjadi orang nomor dua di DKI Jakarta pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur tahun 2012. Setelah sang Gubernur Joko Widodo menjadi Presiden RI, Ahok kemudian menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta.
Menjelang pemilihan kepala daerah pada 2017, nama Ahok masih diperhitungkan. Jajak pendapat yang digelar oleh Saiful Mujani Research and Consulting misalnya, masih menempatkan Ahok sebagai tokoh terpopuler di mata masyarakat Jakarta. Dia berada di peringkat pertama dengan raihan 23,5 persen.
Ahok unggul dari tokoh-tokoh lain, seperti Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (3 persen), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, serta politikus Partai Golkar Tantowi Yahya (masing-masing 1,4 persen).
(ded/ded)