Jakarta, CNN Indonesia -- Wahana Lingkungkan Hidup (Walhi) menyalurkan bantuan dan beasiswa untuk keluarga Salim Kancil. Bantuan serupa juga disalurkan untuk rekan Salim, Tosan.
Keduanya adalah aktivis tambang yang jadi korban penganiayaan karena menolak keberadaan tambang pasir di Lumajang, Jawa Timur. Salim tewas sementara Tosan selamat meski sempat mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
Direktur Walhi Jawa Timur Ony Mahardika mengatakan, dana santunan didapatkan dari beberapa aksi pengumpulan donasi oleh beberapa lembaga dan komunitas.
"Penggalangan beasiswa pada kitabisa.com, Bali Indie Movement dan Kuta Beach Festival, Pemuda Lakarsantri Surabaya, dan Pasukan Lima Menit Community," kata Ony dalam keterangan tertulis, Senin (26/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seluruh santunan disampaikan langsung kepada keluarga Salim dan Tosan. Donasi dan Beasiswa ini diharapkan dapat sedikit membantu meringankan beban dua aktivis tambang itu.
"Total donasi keseluruhan sebesar Rp. 76.758.256," kata Ony.
Salim dan Tosan dianiaya oleh puluhan orang di Desa Selok Awar-Awar, Lumajang pada 26 September 2015 lalu. Keduanya yang tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Desa Selok Awar-Awar, diambil paksa dari rumahnya. Keduanya dianiaya yang berujung pada kematian Salim.
Menurut Ony, sebelum peristiwa penganiayaan dan pembunuhan itu, warga sudah mengadukan ancaman yang dialamatkan kepada Salim dan Tosan. Namun laporan ini tidak mendapatkan tanggapan yang cukup.
Polisi sendiri saat ini sudah menetapkan puluhan tersangka dalam kasus ini. Termasuk Kepala Desa Hariyono. Kepala Desa ini sudah lebih dulu terlibat dalam kasus tambang ilegal.
(sur)