Bertemu Obama, Jokowi Bahas Empat Hal Penting

ANTARA/Hanni Sofia Soepardi | CNN Indonesia
Selasa, 27 Okt 2015 01:11 WIB
Kunjungan ini merupakan kunjungan kerja Jokowi yang pertama, sejak dilantik menjadi Presiden RI pada 2014.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan kalau pembicaraan Jokowi dengan Obama akan meliputi empat hal penting yang dapat memajukan bangsa. (Detikcom/Mega Putra Ratya)
Washington, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah tiba di Gedung Putih pada Senin (26/10) sekitar pukul 14.30 waktu setempat untuk bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama.

Presiden Jokowi dengan menggunakan mobil tamu kenegaraan berplat nomor BJ-2957 tiba di Gedung Putih diikuti oleh sejumlah Menteri Kabinet Kerja.

Jokowi berada di Gedung Putih untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Obama sampai sekitar pukul 15.40.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kunjungan ini merupakan kunjungan kerja Jokowi yang pertama, sejak dilantik menjadi Presiden RI pada 2014.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi saat konferensi pers di Blair House Washington DC, Minggu (25/10), mengatakan kalau pembicaraan Jokowi dengan Obama akan meliputi empat hal.

"Yang pertama mengenai Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia tapi pada saat yang sama Indonesia menjadi negara demokrasi terbesar di dunia yang toleran, pluralis, dan sebagainya yang tidak dimiliki negara lain memberikan nilai strategis bagi Indonesia, dengan itu Indonesia siap memainkan peran sebagai jembatan," kata Retno.

Hal kedua soal ekonomi yang menekankan ekonomi Indonesia adalah ekonomi terbuka yang siap meningkatkan bekerja sama ekonomi dengan AS dan dunia.

Dengan ekonomi yang terbuka, kata Retno, menjadikan Indonesia lebih mudah bekerja sama dengan ekonomi negara manapun apalagi didukung dengan paket kebijakan yang akan sangat membantu Indonesia menyampaikan kepada dunia bahwa ekonomi Indonesia adalah ekonomi terbuka.

Hal ketiga adalah Indonesia merupakan pasar digital terbesar di Asia Tenggara, dengan nilai mencapai 12 miliar dolar AS pada 2014.

"Angka itu sangat berarti (kenaikannya) dibandingkan dengan pada 2013 yang sebesar 8 miliar dolar AS," kata Retno.

Pencapaian itu, kata Retno, tanpa campur tangan pemerintah di dalamnya.

"Kalau ada campur tangan pemerintah diproyeksikan pada 2020 Indonesia akan menjadi 'the biggest digital market' di Asia Tenggara," ujar Retno.

Hal keempat yang akan dibicarakan yakni isu perubahan iklim, mengingat kedua negara ini merupakan negara besar.

"Goalnya karena Indonesia adalah negara besar maka kita berharap bahwa pertemuan ini membawa manfaat bagi kedua belah pihak dan dunia," kata Retno.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER