Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti menyatakan AAP (12), bocah tewas di lahan Perhutani Bogor juga mengalami kekerasan seksual. Hal tersebut diketahui setelah polisi melakukan visum terhadap tubuh korban.
"Ini pembunuhan cukup keji. Hasil visum mengatakan, AAP diperkosa lewat belakang, karena dia sedang haid," ujar Krishna di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (30/10).
Krishna mengatakan telah memulai penyelidikan sejak hari Senin (26/10) lalu dan memimpin langsung penyelidikan terhadap pembunuhan sadis tersebut. Selain itu, Krishna menuturkan laporan atas hilangnya AAP telah dibuat oleh orangtuanya. Pasalnya, Krishna menyampaikan penyelidikan tersebut dilakukan oleh Kepolisian Resor Bogor selaku pihak yang bertanggung jawab atas wilayah Bogor.
Lebih lanjut, Krishna mengaku optimis kepolisian mampu mengungkap kasus pembunuhan tersebut. Namun, ia mengatakan penyelidikan membutuhkan waktu. Sehingga, ia meminta keluarga dan masyarakat bersabar menunggu pengungkapan kasus tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang proses sedang dilaksanakan. Kami butuh waktu, tapi kami yakin kasus ini akan terungkap," ujarnya.
Sementara itu, Krishna menyampaikan hasil visum juga menunjukkan adanya luka pada bagian kepala akibat benda tumpul. Sehingga, ketika pertama kali ditemukan, wajah dan beberapa bagian tubuh AAP terlumuri darah.
"Kepala bagian belakang AAP pecah, sehingga darahnya menutup wajah yang bersangkutan, jadi kering di kepala. Akibat pecah, bagian belakang kepala korban juga tertutup darah, hingga kering. Diduga pakai benda tumpul," ujar Krishna.
Lokasi TerpencilKrishna mengatakan lokasi penemuan jenazah AAP sangat terpencil, yakni di Desa Panggaur, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Menurut Krishna, hanya orang-orang tertentu yang dapat menjangkau dan mengetahui lokasi tersebut.
"Jasinga itu hutan, jauh dari mana mana, hanya orang tertntu yang bisa sampai ke sana. Orang tertentu yang mengetahui rute-rute tersebut dan tidak semua warga mengetahuinya rute tersebut karena di tengah hutan," ujar Krishna.
Krishna mengaku telah meminta penyidik untuk mengirim pakaian AAP ke laboratorium Forensik Mabes Polri untuk diteliti. Ia berharap, hasil Lapfror tersebut juga dapat membantu mengungkap kasus pembunuhan bocah tersebut.
Sebelumnya, seorang bocah berinisal AAP (12) ditemukan tewas mengenaskan dengan kondisi tanpa busana bagian atas di sebuah lahan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Tenjo milik Perhutani, Jumat (23/10) lalu. Bocah tersebut diduga tewas setelah mengalami kekerasan fisik.
AAP tinggal di RT 4/RW 7 Karet Tengsin, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat dan merupakan seorang pelajar kelas 1 di MTS Al Mubarok yang berlokasi tidak jauh dari kediamannya.
Polisi menduga bahwa AAP tidak dibunuh di lokasi penemuan. Hal tersebut mengingat tempat tinggal dan sekolah korban yang berada di wilayah Jakarta.
(utd)