Kemenhub: Tidak Ada Bandara yang Ditutup Akibat Asap Hari Ini

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Minggu, 01 Nov 2015 10:43 WIB
Kementerian Perhubungan mengatakan jarak pandang di daerah bencana asap mulai meningkat, hari ini tak ada bandara yang ditutup.
Kementerian Perhubungan mengatakan jarak pandang di daerah bencana asap mulai meningkat, hari ini tak ada bandara yang ditutup. (Antara/Lucky R.)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jarak pandang di beberapa bandara yang terletak di daerah bencana asap mulai meningkat. Kementerian Perhubungan pun mengabarkan tidak ada bandara yang ditutup akibat bencana asap pada Minggu (1/11).

Hingga pagi ini tercatat jarak pandang di Bandara Sultan Thaha, Jambi, telah mencapai angka 3,5 kilometer. Dengan jarak pandang tersebut, maka pesawat dapat dengan aman mendarat dan terbang di Bandara yang sempat ditutup karena bencana asap itu.

"Jarak pandang 3.500 meter di Bandara Sultan Thaha hingga 1 November pukul 08.45 WIB. Dalam hal kabut asap, tidak ada bandara yang ditutup. Kemenhub hanya memberikan caution tentang visibility bandara-bandara yang terkena kabut asap," ujar Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan J.A. Barata ketika dihubungi CNN Indonesia pada Minggu pagi.

Walaupun jarak pandang di bandara Sultan Thaha telah membaik, namun kepekatan asap diketahui masih ada di sekitar kawasan bandara lain. Menurut laporan yang didapatkan CNN Indonesia, tercatat hanya 800 meter jarak pandang di Bandara Sultan Mahmud Badarudin II Palembang sampai pagi tadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya di Palembang, jarak pandang di Bandara H. Asan Sampit juga masih terganggu oleh asap. Tercatat hanya 1 kilometer jarak pandang di sana sampai pukul 09.00 WIB tadi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, pesawat dapat lepas landas dengan aman dari bandara yang memiliki jarak pandang hingga 1,4 kilometer atau lebih. Sementara untuk pendaratan yang ideal, jarak pandang di sebuah bandara harus mencapai angka 2,4 kilometer.

Luas area kebakaran hutan dan lahan di Indonesia memang sangat luar biasa. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melansir luasnya itu setara dengan 32 kali luar Provinsi DKI Jakarta, atau empat kali luas Pulau Bali.

Hingga 20 Oktober lalu, BNPB mencatat lahan gambut yang terbakar paling banyak terjadi di Kalimantan dengan luas 267.974 hektare. Menyusul Kalimantan, Sumatera berada di posisi kedua sebagai pulau yang lahan gambutnya paling banyak terbakar, yaitu 267.974 hektare.

Tidak hanya terjadi di Kalimantan dan Sumatera, kebakaran gambut juga terjadi di Papua, yakni seluas 31.214 hektare. Provinsi Merauke, Mappi, dan Boven Digul menyumbang titik api terbanyak di Papua.

BNPB memperkirakan, kerugian negara akibat kebakaran ini sudah lebih dari Rp20 triliun. (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER