Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana, melalui siaran persnya, mengungkapkan, setibanya di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Presiden langsung menerima Luhut, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, dan Bupati OKI Iskandar untuk mendapatkan laporan penanganan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta penanganan terhadap korban asap.
Dalam paparannya, Luhut menyampaikan bahwa sampai dengan Kamis (29/10) pagi ini, berdasarkan pantauan satelit yang akurasinya di atas 80 persen, jumlah titik api di Sumatera masih 82, Kalimantan terdapat 70, dan Jawa ada 14. Akurasi ini ditentukan oleh cuaca dan ketebalan asap yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan satelit membaca titik api.
Luhut menjelaskan mengenai upaya pemadaman api di mana pembangunan sekat kanal dan embung telah dilakukan di Jambi dan Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Selain itu dilakukan juga pemadaman menggunakan pesawat dan pemadaman dari darat dengan dibantu unsur TNI.
Sementara untuk bantuan asing, selain dua pesawat Be-200, akan segera datang lima pesawat air-tractor yang salah satunya akan dialokasikan untuk Jawa. Malaysia juga akan mengirimkan kembali pesawat bombardier CL-415 dalam waktu dekat serta merencanakan untuk mengirim tenaga pemadam kebarakan lapangan yang memiliki pengalaman di lahan gambut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada Jokowi, Luhut pun menyampaikan, para ahli kebakaran dari Amerika Serikat yang telah datang ke Indonesia memberikan kajian awal yang menyebutkan bahwa teknik bom air tidak efektif untuk memadamkan api di lahan gambut yang kedalaman apinya sudah sampai level tinggi.
"Waterbombing efektif untuk menahan agar api tidak meluas. Jika area kebakaran dapat dijangkau, pemadaman api di darat akan lebih efektif jika menggunakan kombinasi bahan kimia. Untuk kasus Indonesia, yang dapat memadamkan api di lahan gambut secara keseluruhan hanyalah hujan," ujar Luhut, seperti disampaikan Ari.
Ari menyampaikan, dari paparan di bidang penanganan terhadap korban kabut asap, Presiden Jokowi mendapat laporan bahwa nilai Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di beberapa wilayah terdampak kabut asap pada tanggal 28 Oktober 2015 mengalami penurunan kecuali Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.
"Namun untuk Jambi, masih pada tingkat berbahaya, dan Sumsel serta Kalteng masih pada tingkat sangat tidak sehat. Sedangkan nilai ISPU di Riau, Kalbar, dan Kalsel pada tingkat tidak sehat," kata dia.
Ia menuturkan, untuk mengantisipasi peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), dalam laporan yang dipaparkan kepada Jokowi, Kementerian Kesehatan telah menyiagakan fasilitas kesehatan (RS dan Puskemas) selama 24 jam, menambah logistik dan tenaga di RS provinsi dan kab/kota, menyediakan ruang yang dilengkapi alat penjernih udara dan oksigen, serta mempersiapkan fasilitas umum yang dapat dimanfaatkan sebagai ruangan bebas asap.
(bag)