Meski Kepekatan Asap Turun, Empat Bandara Masih Ditutup

Deddy S | CNN Indonesia
Sabtu, 31 Okt 2015 13:10 WIB
Dari 35 bandar udara yang terkena dampak kebakaran hutan dan lahan, sampai saat ini masih ada empat bandara yang ditutup.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. (CNN Indonesia/Antara Photo/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kabut asap yang melanda sejumlah tempat di nusantara masih membuat empat bandara tak bisa beroperasi sampai hari ini. Seperti diungkapkan oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, total ada 35 bandara yang terkena dampak asap akibat pembakaran hutan dan lahan.

Menhub mengakui, kepekatan asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan sendiri sudah menurun. "Saat ini aktivitas penerbangan di Sumatera dan Kalimantan sudah mulai bergeliat lagi, puluhan bandara sudah kembali beroperasi lagi," katanya saat berkunjung ke Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta, Sabtu (31/10).

Empat bandara yang masih ditutup adalah Bandara Sultan Mahmud Badarudin II Palembang, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Bandara Sutan Thaha Jambi, serta Bandara Gusti Syamsir Alam Kota Baru, Kalimantan Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penutupan empat bandara ini lebih disebabkan kondisi udara yang masih pekat karena kabut asap," katanya. "Diharapkan ke empat bandara yang masih ditutup tersebut dalam waktu dekat ini dapat kembali beroperasi dan melayani jasa transportasi sipil.”

Luas area kebakaran hutan dan lahan di Indonesia memang sangat luar biasa. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melansir luasnya itu setara dengan 32 kali luar Provinsi DKI Jakarta, atau empat kali luas Pulau Bali.

Kalau dicatat dalam angka, BNPB menyebutkan total luas area yang terbakar sampai dengan 20 Oktober lalu mencapai 2.089.911 hektare. Meski luasnya belum mencapai luas kebakaran pada 1997, dampak ekonomi dan korban jiwa akibat kebakaran itu lebih besar tahun ini.

Hingga 20 Oktober, BNPB mencatat lahan gambut yang terbakar paling banyak terjadi di Kalimantan dengan luas 267.974 hektare. Provinsi Kalimantan Tengah menyumbang besaran lahan gambut terbakar terbanyak dengan 196.987 hektare. Kebakaran gambut itu paling banyak terjadi Kabupaten Seruyan dan Kotawaringin Timur.

Menyusul Kalimantan, Sumatera berada di posisi kedua sebagai pulau yang lahan gambutnya paling banyak terbakar, yaitu 267.974 hektare. Lahan gambut yang dilahap api di Sumatra Selatan mencapai 144.410 hektare. Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki titik api terbanyak di wilayah tersebut.

Tidak hanya terjadi di Kalimantan dan Sumatra, kebakaran gambut juga terjadi di Papua, yakni seluas 31.214 hektare. Provinsi Merauke, Mappi, dan Boven Digul menyumbang titik api terbanyak di Papua.

BNPB memperkirakan, kerugian negara akibat kebakaran ini sudah lebih dari Rp20 triliun. (ant/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER