Barujari Meletus, Kerugian Sektor Pariwisata Belum Dihitung

Bagus Wijanarko | CNN Indonesia
Rabu, 04 Nov 2015 11:33 WIB
Sapta Nirwandar menyebut faktor alam membuat pihaknya belum bisa menghitung berapa kerugian dari sektor pariwisata.
Gunung Barujari meletus. (ANTARA FOTO/Lalu Edi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu komisaris PT Pengembang Pariwisata Indonesia, Sapta Nirwandar menyebut belum menghitung potensi kerugian Indonesia dari sektor pariwisata akibat letusan anak Gunung Rinjani, Barujari. Menurutnya ini merupakan kejadian alam yang tidak dapat diprediksi. 

Barujari meletus kemarin yang mengakibatkan tiga bandara ditutup. Akibat letusan ini abu vulkanik menyelimuti beberapa wilayah Lombok dan sekitar. Khusus di Bandara Ngurah Rai, ribuan turis telantar akibat mengalami pembatalan penerbangan. Sapta menyebut kementerian pariwisata sudah memiliki pusat krisis sendiri di tiap-tiap daerah. Dari pusat-pusat ini biasanya disebar informasi terkait pembatalan penerbangan. “Pusat krisis ini sudah lama dibuat,” kata Sapta kepada CNN Indonesia, Rabu (4/11).

Bandara Banyuwangi adalah salah satu bandara yang ditutup akibat letusan Barujari. Menurut Sapta di sini juga terdapat pusat krisis. Biasanya Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) juga telah memberikan peringatan ihwal bencana alam. PT PPI yang merupakan BUMN pemerintah menurut Sapta biasanya melakukan imbauan kepada para turis di daerah pariwisata.
Imbauan itu diberikan ketika terjadi pembatalan pesawat. Turis yang belum ke bandara menurutnya seharusnya sudah mengetahui soal pembatalan penerbangan. Informasi ini didapat para wisatawan dari maskapai. “Kami juga mengimbau kepada hotel untuk melakukan pemberian bayaran tambahan bila turis menetap lebih lama akibat pembatalan,” katanya.
Pada akhir tahun terutama bulan November hingga Desember biasanya terjadi peningkatan arus wisatawan ke daerah potensi wisata seperti Bali. Sapta menyatakan pihaknya belum menghitung berapa kerugian dari sektor pariwisata setelah dua hari terjadi letusan Barujari. Faktor alam menurutnya tidak bisa diprediksi. “Tergantung BMKG. Kita belum menghitung potensi kerugian. Letusan ini kan karena faktor alam,” kata Sapta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Barujari meletus beberapa kali sejak Selasa pagi. Tinggi letusan mencapai 3.500 meter di atas kawah. Abu letusan itu menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho sangat halus dan terbawa ke arah barat. Berdasarkan pantauan satelit Terra sebaran abu vulkanik menutupi Selat Lombok, wilayah Bali, Selat Bali, hingga Banyuwangi. 

Adapun status Gunung Rinjani sampai saat ini masih waspada atau level II. Status ini diberlakukan sejak 25 Oktober 2015 pukul 15 WITA. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus melakukan pemantauan secara intensif. Ini dilakukan untuk mengevaluasi tingkat aktivitas Gunung Rinjani. (bag)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER