Sejak Golkar Terbelah, Yorrys Tak Pernah Dukung Agung Laksono

Gilang Fauzi | CNN Indonesia
Jumat, 06 Nov 2015 13:21 WIB
Yorrys Raweyai memosisikan diri sebagai Tim Penyelamat yang dibentuk atas ketidakpuasan terhadap Aburizal Bakrie (Ical), dan menginisiasi Munas Ancol.
Politikus Partai Golkar Yorrys Raweyai. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Partai Golongan Karya (Golkar) Yorrys Raweyai menegaskan, sejak awal tidak memberikan dukungan kepada Agung Laksono. Dia memosisikan diri sebagai bagian dari Tim Penyelamat yang kala itu dibentuk atas ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Aburizal Bakrie (Ical).

Seiring perjalanan, Tim Penyelamat Golkar lantas menginisiasi Musyawarah Nasional tandingan di Ancol, sebagai bentuk penolakan terhadap Munas Bali yang digelar oleh kubu Ical. Sampai pada tahap itu, Yorrys mengaku tetap konsisten memosisikan diri bukan sebagai pendukung Agung.

"Waktu itu kami against dengan cara-cara Aburizal. Kami buat Munas Ancol itu untuk mengakomodir semuanya. Tapi upaya penyelamatan partai itu harus konsisten. Bukan berarti harus jalan dan ikuti kemauan. Tidak. Saya konsisten saja bahwa partai harus diselamatkan," kata Yorrys saat dihubungi, Jumat (6/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konsistensi itu diakui Yorrys tetap dipegang teguh ketika Ical dan Agung sama-sama menjalin kesepakatan pada 30 Mei 2015. Pada intinya, kesepakatan itu dijalin untuk mencari jalan keluar islah sementara jelang pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak akhir tahun ini, serta islah permanen yang terkait masalah hukum.

Tindak lanjut dari kesepakatan itu diwujudkan dalam pembentukan Tim 10 yang mewakilkan masing-masing kubu berseteru. Yorrys sebagai pentolan Munas Ancol diplot mewakili kubu Agung.

Fokus dari Tim 10 sementara ini mengejar ketertinggalan persiapan partai menghadapi Pilkada yang bakal bergulir dalam hitungan pekan. "Nah proses politik ini yang jalan terus, bahkan sampai Silatnas (silaturahmi nasional) kemarin. Jadi jangan campur adukkan urusan politik dengan proses hukum," kata Yorrys.

Yorrys menekankan bahwa upaya kasasi yang ditempuh oleh kubu Agung saat ini tidak terkait proses politik yang dibangun setelah silatnas. Sebab pada dasarnya, yang dibutuhkan Golkar saat ini adalah resonansi kebersamaan agar pengurus daerah tidak kelimpungan menghadapi pilkada.

Yorrys menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Ical dan Agung untuk mengurusi persoalan hukum untuk mencari jalan keluar islah permanen sesuai mekanisme perundang-undangan. Namun hal itu sama sekali tidak menghalangi proses politik yang mulai dibangun bersama di antara kedua kubu melalui Tim 10.

"Proses hukum biarkan saja. Kami mencari jalan bagaimana mnyelesaikan proses politik ini. Kami ini cuma tim teknis saja, yang menentukan kedua tokoh di atas," kata Yorrys. (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER