Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membantah pihaknya menggunakan jasa pelobi dalam mengatur kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat pada akhir Oktober lalu.
"Kemlu tidak menggunakan 'lobbyist' (pelobi) atau tidak membayar 'lobbyist' (pelobi) dalam mempersiapkan kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika," kata Retno dalam konferensi pers di Jakarta seperti dilansir dari
Antara, Sabtu (7/11) sore.
Pernyataan tersebut disampaikan Menlu RI untuk membantah berita yang beredar bahwa kunjungan Presiden Jokowi ke AS difasilitasi oleh pelobi asing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Retno juga menegaskan bahwa persiapan kunjungan tersebut diatur oleh pejabat dan menteri terkait secara resmi dan formal dengan melalui berbagai rapat, baik dengan Pemerintah AS maupun di internal pemerintah RI.
"Saya sendiri memimpin rapat persiapan kunjungan selama tiga kali pada level menteri pada 17 September, 7 Oktober dan 17 Oktober. Jadi ada tiga kali persiapan pada tingkat menteri," ujarnya.
Selain itu, Retno menambahkan, kementeriannya telah memimpin rapat koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait sebanyak sepuluh kali dan kementerian terkait antara lain Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertahanan dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah melakukan koordinasi terkait persiapan kerja sama dan pembuatan nota kesepemahaman (MoU) dengan pihak AS sebanyak 20 kali.
"Saya sendiri telah melakukan pertemuan bilateral dengan 'Secretary of the State' (Menlu AS) John Kerry pada 22 September 2015. Di situ, sekali lagi kami membahas rencana kunjungan dan di situlah kami 'announced' (mengumumkan) rencana kunjungan Presiden Jokowi ke AS pada 26 Oktober 2015," ujarnya.
Retno juga menjelaskan pembicaraan awal mengenai kunjungan Presiden RI ke AS tersebut terjadi pada saat pertemuan tingkat tinggi APEC di Beijing, RRT, akhir 2014 lalu.
Pada 10 November 2014, di sela-sela pertemuan APEC, Presiden Jokowi dan Presiden Obama melakukan pertemuan bilateral dan secara lisan, kepala negara Paman Sam itu mengundang Presiden RI untuk berkunjung ke negaranya.
Menindaklanjuti pertemuan pada APEC tersebut, pada Maret 2015, Asisten Presiden Obama Dr Evan Mediros melakukan kunjungan khusus ke Indonesia untuk menyampaikan undangan resmi Presiden Obama kepada Presiden Jokowi.
"Semua data terekam dengan baik dan dalam persiapan tersebut, banyak tim kami (Kemlu) yang berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lainnya," kata Menlu.
Kunjungan Presiden Jokowi ke AS telah menghasilkan beberapa hal konkret, antara lain penandatanganan nota kesepemahaman (MoU) kerja sama di bidang maritim, energi, perthanan, dan bahan bakar penerbangan alternatif serta sekitar 19 kesepakatan bisnis senilai lebih dari 20 miliar dolar AS.
(antara)