Waspadai Ancaman Teror, Indonesia Awasi WNI Terafiliasi ISIS

Abraham Utama | CNN Indonesia
Kamis, 19 Nov 2015 11:39 WIB
Dalam catatan kepolisian ada 384 WNI yang terafiliasi dengan ISIS. Sebanyak 46 orang diantaranya sudah kembali ke Indonesia.
Menteri Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia bukan target serangan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS). Meski begitu, Indonesia tetap mewaspadai adanya ancaman teror.

Salah satu caranya dengan terus mengawasi warga negara Indonesia yang pernah pergi ke timur tengah seperti Suriah dan Irak.

"Kami bekerja serius, tak ada satupun negara kebal terhadap persoalan ini (teror)," kata Luhut di Jakarta, Kamis (19/11).

Karena itu Luhut meminta publik tak cemas terkait kabar ada warga Indonesia yang pernah gabung dengan ISIS dan kini sudah kembali ke Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka selama ini, kata Luhut, hanya melakukan aksi di daerah konflik di timur tengah saja. Meski begitu, ancaman terhadap serangan teror tetap saja harus diwaspadai.

Soal ancaman teror, Luhut mengaku akan berkoordinasi dengan Australia. Penanganan teror diakuinya tak bisa ditangani sendiri oleh satu negara.

"Jadi harus bekerja sama, tidak bisa Indonesia saja," katanya.

Sebelumnya Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengatakan, ada 384 WNI yang berafiliasi dengan ISIS. Dari jumlah itu, kata Tito, ada 46 orang yang sudah kembali di Indonesia.

Selain keberadaan WNI yang terafiliasi ISIS ini, mantan Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror ini juga mengatakan ada sel-sel ISIS di Jakarta.

"Tapi mereka tak punya kemampuan dan kapabilitas dalam merealisasikan teror di Indonesia," katanya.

Karena itu Tito menjamin ibu kota saat ini masih aman dari ancaman teror.

"Kami belum dapat informasi kemungkinan rencana serangan belum ada. Jadi, sementara ini saya kira kita masih aman," kata Tito. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER