Pemerintah Daerah Minta Titik Rawan Bencana Ditetapkan

Rosmiyati Dewi Kandi | CNN Indonesia
Minggu, 22 Nov 2015 15:28 WIB
"Cuaca berangin ini sudah diprediksi BMKG, namun kami tidak memprediksi bisa separah ini," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar.
Warga membersihkan puing rumah yang rusak usai diterjang angin kencang di Grujugan, Larangan, Pamekasan, Jatim, Jumat (27/2). Angin kencang disertai hujan lebat pada Kamis (26/2) itu menyebabkan puluhan rumah di tiga desa rusak dan seorang warga luka akibat ditimpa bangunan. (ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
Manado, CNN Indonesia -- Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Provinsi Sulawesi Utara Jhon Palandung mengatakan, salah satu langkah mengantisipasi bencana banjir dan tanah longsor adalah menetapkan titik-titik rawan bencana.

"Setelah ditetapkan titik rawan bencana banjir dan langsor, langkah selanjutnya adalah menentukan jalur evakuasi dan titik pengungsian," kata Palandung di Manado hari ini, Ahad (22/11), seperti dilansir Antara.

Langkah antisipasi, kata mantan Sekretaris DPRD Provinsi Sulut harus ditunjang dengan infrastruktur lain seperti bendungan, talud, saluran air kondisi daerah aliran sungai, logistik pangan, dan obat-obatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak kalah penting adalah kesadaran masyarakat yang berkaitan dengan pencegahan bencana, serta berkoordinasi dengan pihak terkait dalam penanganan bencana," ujar Palandung.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangiley saat rapat koordinasi siaga darurat bencana banjir dan tanah longsor mengatakan, bencana alam tidak hanya menjadi isu lokal akan tapi sudah menjadi isu global.

"Bencana alam tidak bisa diprediksi kapan terjadi, namun harus diwaspadai. Karena selain telah banyak merenggut jiwa manusia, juga mengganggu hasil pembangunan berkelanjutan," tutur Willem.

Bencana alam seperti gunung meletus, banjir dan tanah longsor, kebakaran hutan, dan lahan menurut mantan Danlantamal VII Manado itu, dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi.

Karena itu, pemerintah daerah disebut perlu melakukan "Early Warning System", sehingga masyarakat terhindar dari resiko bencana. "Konsep pengurangan resiko bencana diharapkan mampu dilaksanakan oleh pemerintah daerah," katanya.

Waspadai Angin Kencang

Sementara itu, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar meminta masyarakat serta pengguna jalan lebih berhati-hati, terutama saat hujan deras disertai angin kencang. Imbauan ini disampaikan untuk menghindari kecelakaan.

"Cuaca berangin ini sudah diprediksi BMKG, namun kami tidak memprediksi bisa separah ini," kata Wali Kota setelah menyerahkan bantuan pada warga yang rumahnya rusak akibat terpaan angin kencang di Kelurahan Betet, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur, hari ini.

Abdullah mengatakan, terdapat sekitar delapan rumah yang rusak, dua di antaranya rusak berat sementara lainnya sedang.

Gedung Olahraga (GOR) Joyoboyo, Kota Kediri juga rusak dengan kondisi atap tersingkap dan sarana olahraga panjat dinding ambruk mengenai tiga kendaraan yang sedang diparkir.

Menurut Abdullah, pemerintah kota ikut bertanggung jawab dengan memberikan bantuan pada warga yang menjadi korban angin kencang. Warga yang rumahnya rusak mendapat bantuan berupa alat masak, makanan jadi, selimut, serta berbagai obat-obatan.

Walaupun beberapa di antaranya ada yang mengalami rusak parah, lanjut Abdullah, warga tidak sampai mengungsi ke kelurahan. Mereka untuk sementara tinggal ke rumah keluarga atau ke rumah tetangga, sampai rumah mereka diperbaiki.

Antisipasi Pohon Tumbang

Menurut Abdullah, pemerintah kota sudah melakukan berbagai antisipasi pohon tumpang di antaranya dengan memangkas dahan pohon yang besar. Hal itu sebagai upaya mencegah terjadinya korban akibat kejatuhan pohon yang terjadi saat angin kencang.

"Pohon tumbang langsung dipangkas dan sebenarnya kami sudah memangkas sebelum musimnya," jelasnya.

Sementara itu, Ponidin, salah seorang warga yang rumahnya rusak mengatakan musibah terjadi pada Sabtu (21/11) petang saat hujan datang disertai angin kencang.

Ponidin beserta keluarga saat itu sedang di dalam rumah. Saat angin kencang, tiba-tiba atap rumah berjatuhan. "Beruntung tidak ada yang terluka," ujar Ponidin.

Hal sama diungkapkan Supatmi, warga yang menjadi korban angin kencang. Saat itu, dia bersama dengan suami di dalam rumah. Saat hendak istirahat, tiba-tiba angin kencang datang dan langsung menerbangkan atap rumah yang terbuat dari asbes.

"Saya dengan suami langsung mengungsi ke rumah anak, karena atapnya terbang dibawa angin," ujarnya.

Saat ini, warga dengan perangkat kelurahan dan petugas BPBD Kota Kediri masih memabantu warga yang rumahnya rusak akibat terjangan angin kencang. Warga berharap, pemerintah kota memberikan bantuan berupa material untuk membenahi rumah yang rusak. (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER