Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Golkar diminta untuk tidak terus menerus membela Ketua DPR Setya Novanto. Pembelaan terus menerus yang dilakukan dinilai sebagai bentuk kesalahan fatal.
Menurut pengamat politik dari Charta Politica Yunartho Wijaya mengatakan, saat ini desakan publik untuk penuntasan kasus Setya Novanto terus menguat.
Karena hal yang sia-sia jika anggota Mahkamah Kehormatan Dewan dari fraksi Golkar terus "mengganggu" jalannya rapat MKD untuk membela Setya.
"Saya melihat Golkar saat ini sedang menikam dirinya sendiri jika terus menerus melakukan hal seperti itu," kata Yunartho kepada CNN Indonesia, Senin (30/11) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya Fraksi Golkar mengganti empat anggotanya di MKD, termasuk Wakil Ketua MKD Hardisoesilo yang digantikan Kahar Muzakir.
Dua anggota MKD lainnya yang diganti Golkar adalah Budi Supriyanto yang digantikan Adies Kadir dan Dadang S Muchtar yang digantikan Ridwa Bae.
Proses pergantian anggota MKD ini dinilai Yunartho sebagai bentuk strategi mengulur waktu.
Tak hanya mengulur waktu, salah satu anggota baru MKD dari Golkar, Ridwan Bae langsung mempermasalahkan keabsahan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Sudirman Said sebagai pelaku.
Alih-alih bicara soal penanganan perkara Setya di MKD, Ridwan malah bicara soal pembentukan panitia khusus Freeport dan mengenyampikan perkara Ketua DPR itu.
Pembelaan dari Golkar juga dinyatakan langsung oleh Ketua Umum Partai Golkar hasil Musyawarah Nasional (Munas) Bali Aburizal Bakrie.
Menurut Yunartho, Ical, sapaan akrab Aburizaal, sempat mengatakan bahwa Setya tidak bersalah dan mematuhi etika. Omongan Ical ini disebut Yunartho bualan belaka.
Pasalnya, berdasarkan kenyataan, Setya kerap melakukan hal-hal yang jelas melanggar etika sebagai anggota dewan, seperti bertemu dengan bakal calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump, melakukan lobi pembelian alutsista dengan pemerintah Jepang dan menggunakan plat nomor pejabat negara di mobil pribadinya.
"Saya melihat secara etika, Setya Novanto belum mengeti etika menjadi seorang Ketua DPR," kata Yunartho.
Hari ini, MKD akan kembali membahas proses sidang perkara Setya setelah rapat buntu kemarin.
Rapat masih akan membahas seputar hasil verifikasi terkait bukti aduan dan posisi hukum Sudirman Said selaku pengadu.
Rapat kemarin berlangsung alot dan diwarnai aksi gebrak meja. Selain itu ada tiga fraksi yang meminta perkara Setya dianulir. Tiga fraksi itu adalah Gerindra, PPP, dan Golkar.
(sur)