Intelijen Selidiki AgustaWestland Sebelum TNI Beli Helikopter

Anggi Kusumadewi | CNN Indonesia
Rabu, 02 Des 2015 14:21 WIB
Perusahaan manufaktur Anglo-Italia AgustaWestland yang dipercaya TNI memproduksi helikopter VVIP untuk Indonesia, pernah tersandung kasus di India.
Produsen helikopter VVIP AgustaWestland diduga pernah tersandung kasus suap di India. (Dok. Wikipedia/Fox52)
Jakarta, CNN Indonesia -- Angkatan Udara Tentara Nasional Indonesia menyatakan telah menyelidiki perusahaan Anglo-Italia pembuat helikopter VVIP, AgustaWestland, sebelum membeli produk mereka. TNI menjamin jika pun ada kasus penyuapan yang menyeret nama AgustaWestland di negara lain, hal itu tak bakal terjadi di Indonesia.

“Kami terjunkan intelijen untuk menyelidik (AgustaWestland dan dugaan kasus terkaitnya),” kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Dwi Badarmanto kepada CNN Indonesia, Rabu (2/12). (Simak Fokus: HELIKOPTER UNTUK PRESIDEN)

AgustaWestland merupakan perusahaan multinasional. Produsen helikopter asal Inggris ini sekarang disubsidi penuh oleh perusahaan Italia, Finmeccanica.

Perusahaan yang berdiri tahun 2000 itu sempat ‘tersandung’ kasus di India. Pada Januari 2014, India membatalkan kesepakatan pembelian selusin helikopter VVIP AW101 senilai US$630 juta yang telah diteken sejak tahun 2010.
Biro Pusat Investigasi India (CBI) menemukan penyimpangan, dan akhirnya memutuskan untuk membatalkan pengadaan AW101 setelah Perdana Menteri Mahmohan Singh bertemu dengan Menteri Pertahanan India AK Antony.

Alasan pembatalan kontrak pembelian saat itu ialah pelanggaran Pakta Integritas Pra-kontrak dan pelanggaran perjanjian oleh AgustaWestland International Ltd. Sebelum dibatalkan sama sekali, kontrak dibekukan lebih dulu pada Februari 2013, setelah muncul dugaan suap US$60 juta terkait pengadaan AW101.

Awal pekan ini, situs bisnis India, Business Standard, melaporkan bahwa Biro Pusat Investigasi India telah berhasil melacak keberadaan Christian Michel, tokoh yang dituding menjadi kunci dalam kasus suap pengadaan AW101. Dia disebut bersembunyi di Dubai, Uni Emirat Arab.

Sebelum itu, Giuseppe Orsi, bos Finmeccanica, ditangkap karena memberikan uang ke Michel untuk menyuap pimpinan Angkatan Udara India agar mengubah spesifikasi helikopter sehingga bisa cocok dengan model helikopter VVIP buatan AgustaWestland.

Apapun, TNI yakin tak salah langkah dengan memesan helikopter dari AgustaWestland. “Dia (AgustaWestland) tidak bermasalah. Saya punya datanya. Itu tidak betul,” kata Dwi.

"Siapa yang buat helikopter ini sudah kami kaji. Kami tidak ada kontak dengan India dan segala macam. Kami langsung ke sana (AgustaWestland). Pesawat yang memenuhi spek yang kami inginkan hanyalah itu (AW101)," ujar Dwi.

Lagipula, kata Dwi, AgustaWestland di India justru bekerja sama dengan perusahaan otomotif besar negara itu, Tata Motors. “Tak mungkin dia dipercaya perusahaan sebesar itu jika berkasus.”

“Tidak akan terjadi kasus-menyuap pengadaan helikopter di Indonesia,” kata Dwi.
Kepala Staf TNI AU Marsekal Agus Supriatna mengatakan pilihan atas AW101 merupakan hasil kajian internal TNI AU. “Kajian dari skuadron VVIP, lalu diteruskan dikaji di Markas Besar TNI. Akhirnya saya putuskan beli AW101 untuk memenuhi rencana strategi 2014-2019. Kami mencari yang terbaik,” ujar dia.

Sementara Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan rencana pembelian helikopter VVIP tetap melalui mekanisme kajian di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sebelum pengadaannya diputuskan di Kementerian Pertahanan melalui mekanisme Tim Evaluasi Pengadaan.
(agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER