Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyentil Ketua DPR Setya Novanto di acara Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi. Dalam pidato pembukaannya, Jusuf Kalla terus menggarisbawahi sidang perdana Mahkamah Kehormatan Dewan atas dugaan pelanggaran etika oleh Setya Novanto kemarin.
"Semalam dipertontonkan terbuka di kompleks DPR, upaya sekelompok orang, pejabat, pengusaha yang mencoba merugikan negara sangat besar," ujar Jusuf Kalla, di Gedung Nusantara V DPR RI, Jakarta, Kamis (3/12).
Sesuatu yang sangat ironis dinilai JK ketika tadi malam saat sidang diperdengarkan upaya korupsi, sementara siang harinya di tempat yang sama di Gedung DPR, dibahas bagaimana korupsi dihentikan.
"Tragis bangsa ini," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengingatkan, tren korupsi di Indonesia selalu digambarkan seperti gunung es. Persidangan perdana dugaan pencatutan nama dirinya dan Presiden Joko Widodo dinilainya merupakan ujung gunung es itu.
Karena itu, JK mengatakan tak bisa dibayangkan seberapa besar hal yang belum terungkap dari upaya korupsi besar itu. Menurutnya, perkara Setya Novanto merupakan skandal korupsi terbesar selama pemerintahan bangsa Indonesia.
"Sekarang berani dilibatkannya wakil presiden dan terjadi di lingkungan terhormat ini," kata JK.
JK melanjutkan, telah jelas terlihat sandiwara sekelompok orang congkak yang merasa semuanya dapat dikuasai dengan uang. Itu terlihat setelah diputarnya rekaman pembicaraan Ketua DPR Setya Novanto, Bos PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin dan Pengusaha Riza Chalid di persidangan MKD kemarin (2/12) malam.
JK menyebut upaya korupsi itu adalah bentuk keserakahan seseorang. "Orang yang disebut dalam rekaman tersebut bukan orang miskin. Pasti bisa makan empat kali sehari. Tapi karena keserakahan, maka itu terjadi," katanya.
Ia mencontohkan sejumlah perkara korupsi yang disebabkan keserakahan di mana ada sembilan menteri dipenjara. Lalu ada 19 gubernur, 44 anggota DPR, dan 2 gubernur Bank Indonesia yang juga dibui selama beberapa tahun terakhir.
Sentilan ke Setya Novanto pun berlanjut. "Maka saya tadi bilang ke Ketua MPR, nanti tinggal dua pimpinan yang akan selalu hadir. Tinggal Ketua MPR dan Ketua DPD, karena yang satunya sudah hilang," tutur JK.
Setya Novanto memang tidak terlihat di acara Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi. JK terlihat hanya didampingi Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Ketua DPD Irman Gusman.
"Belum 12 jam terjadi di kompleks ini. Masih panas kepala kita untuk mengambil keputusan,"tuturnya.
Namun, dia mengatakan telah sepakat bersama Presiden Jokowi untuk membersihkan segala sesuatu bentuk korupsi yang dipertontonkan ke masyarakat luas kemarin.
(sur)