Menteri Ryamizard Berkukuh Bela Negara Bisa Dilakukan

Sandy Indra Pratama | CNN Indonesia
Senin, 07 Des 2015 18:20 WIB
Menteri Pertahanan Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu menyatakan akan terus melanjutkan program bela negara, kendati belum mendapatkan dukungan dari DPR.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu bersama Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. (CNN Indonesia/dhi Wicaksono)
Bandung, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu menyatakan akan terus melanjutkan program bela negara, kendati belum mendapatkan dukungan sepenuhnya dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Rencana ini harus direalisasikan karena bela negara merupakan program yang penting untuk mengembalikan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Sejak Orde Baru tidak ada, Pancasila seolah-olah ditenggelamkan dan terjadi kekosongan," kata Ryamizard pada kuliah umum di Kampus Universitas Telkom University (Tel-U) Bandung, Senin (7/12).

Menurut Ryamizard dengan bela negara diharapkan tidak ada lagi paham lagi yang membahayakan keberlangsungan bangsa. Bila Pancasila sebagai dasar negara sudah tidak dikenal lagi oleh warga negara, tambahnya, maka masa depan bangsa ini akan ikut terancam.

Lebih lanjut Ryamizard menyebukan teknisnya di lapangan, seluruh warga negara akan ikut program bela negara ini sesuai dengan status dan kemampuannya. Namun demikian, esensi dari materi yang disampaikan tetap sama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentu saja ada perbedaan antara pendidikan bela negara terhadap anak SD, SMP, SMA, atau pejabat. Namun bela negara di sini berbeda dengan wajib militer karena lebih difokuskan kepada pemikiran kebangsaan, ancaman negara seperti apa, dan tetap harus berisi tentang ideologi Pancasila," katanya.

Sementara itu Rektor Tel-U, Prof Mochamad Ashari M Eng Ph D mengatakan secara hakikat konsep bela negara sudah lama diterapkan di Tel-U meski materinya belum sama persis dengan program bela negara yang dicanangkan oleh Menteri Pertahanan.

Salah satu materi yang diberikan kepada mahasiswa adalah hasil kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) yaitu tentang pencegahan penggunaan narkoba khususnya di kalangan kampus.

"Dari dulu konsep ini sudah diterapkan baik kepada dosen ataupun mahasiswa. Misalnya saat orientasi mahasiswa baru, mereka dikenalkan dengan nasionalisme dan bela negara ini selama tiga hari," katanya.

Demikian pula dengan dosen dan pegawai atau karyawan mereka ikut dengan program pembinaan mental atau Bintal selama satu minggu di Sekolah Calon Perwira (Scapa) di Hegarmanah Kota Bandung.

Rektor sepakat bila bela negara dimulai dari masyarakatnya. "Karena dua puluh tahun lagi, mahasiswa-mahasiswa ini yang akan mengambil alih kepemimpinan di negara ini karena itu kecintaan mereka terhadap Indonesia harus ditumbuhkan sejak dini," katanya menambahkan. (antara/sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER