BNPB Susun Rencana Darurat Antisipasi Erupsi Gunung Bromo

Rosmiyati Dewi Kandi | CNN Indonesia
Sabtu, 12 Des 2015 15:23 WIB
Sejumlah langkah kontinjensi yang dibuat tersebut di antaranya rencana tempat pengungsian dan persiapan sumber daya untuk menghadapi bencana.
Material debu vulkanik terlihat keluar dari kawah Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (10/12). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyusun rencana kontinjensi untuk mengantisipasi erupsi Gunung Bromo di Jawa Timur. Rencana kedaruratan disusun untuk memastikan kesiapan atas kemungkinan terjadi bencana alam karena erupsi gunung setinggi 2.329 meter di atas permukaan laut tersebut.

"BNPB mendampingi BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Probolinggo telah menyusun rencana kontinjensi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho ketika dihubungi CNN Indonesia hari ini, Sabtu (12/12).

Menurut Sutopo, sejumlah langkah kontinjensi yang dibuat tersebut di antaranya rencana tempat pengungsian dan persiapan sumber daya untuk menghadapi bencana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(Baca: Erupsi Gunung Api Masih Harus Diwaspadai)

"Jadi kami hitung jumlah kemungkinan kalau ada pengungsi, ke mana dan bagaimana lokasi pengusian, berapa personel atau aparat yang disiagakan, berapa sumber daya yang ada, apa saja yang dibutuhkan termasuk kendaraan dant tenda," ujar Sutopo.

Selain itu, lanjut Sutopo, rencana kontinjensi itu juga melibatkan banyak pihak seperti Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia dan dinas ada di daerah setempat.

(Baca: Mencari Keindahan di Puncak Gunung)

BPBD Probolinggo saat ini meningkatkan pengamatan dengan melaporkan kondisi terkini Gunung Bromo setiap enam jam sekali. Sejumlah pos pengamanan juga telah dibentuk untuk berjaga di sekitar kawasan Bromo.

Berdasarkan laporan tertanggal 12 Desember pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Bromo berstatus siaga. Cuaca di kawasan tersebut terpantau cerah dan angin tenang dengan suhu 11-15 derajat Celcius. Sementara akibat erupsi Bromo yang terjadi beberapa waktu lalu, asap kelabu tebal mencapai ketinggian 200-400 meter di atas permukaan laut.

“Asap yang membawa abu vulkanis itu mengarah ke arah barat daya,” tutur Sutopo.

Kawasan Rawan Bencana

Menurut Sutopo, kawasan rawan bencana Bromo dibagi menjadi Kawasan Rawan Bencana I dengan radius 6 km dari kawah dan Kawasan Rawan Bencana II dengan radius 3 km dari kawah.

Kawasan Rawan Bencana I terdiri dari enam desa yaitu Desa Ngadisari sebanyak 1.558 jiwa, Desa Wonokerto ada 1.290 jiwa, Desa Wonotoro 730 jiwa, Desa Jetak 594 jiwa, Desa Ngadirejo 1.493 jiwa, dan Desa Ngadas 679 jiwa dengan total sebanyak 6.344 jiwa.

Sedangkan Kawasan Rawan Bencana II yaitu kaldera lautan pasir kurang lebih 10 kilometer, Dusun Cemoro Lawang di Desa NGadisari dengan jumlah penduduk lebih kurang 699 jiwa, Hotel Lava View, Hotel Cemara Indah, dan Hotel Bromo Permai I.

“Kami komitmen agar informasi status Gunung Bromo harus selalu diperbarui dan sampai ke masyarakat,” kata Sutopo. (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER