Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perhubungan memperpanjang penutupan dua bandara di Kecamatan Mataram dan Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, hingga Rabu (11/11) pekan ini. Penutupan masih dilakukan mengingat masih adanya aktifitas di Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani, yang mengakibatkan dampak debu vulkanik.
Kepala Pusat Komunikasi Kemenhub JA Barata mengatakan penutupan akan dilakukan hingga Rabu dan diestimasikan pada pukul 07.45 WIB.
"Berdasarkan notam nomor B2754/15 dan C3550/15 Bandara Internasional Lombok (Lombok Praya) dan Bandara Selaparang Lombok diperpanjang penutupannya hingga Rabu," kata Barata saat dihubungi CNN Indonesia, Selasa (10/11) pagi.
Sementara itu, untuk Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali, hingga hari ini masih terus beroperasi secara normal setelah Kemenhub membuka bandara tersebut Senin kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan aktivitas Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani, di Pulau Lombok sangat aktif dan erupsi terus menerus. Aliran lava juga sudah mencapai 1 kilometer dari arah timur Gunung Barujari hampir ke permukaan mulut Sungai Koko Putih.
Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan luapan air dan suhu air yang sebelumnya berkisar 21 derajat Celcius menjadi 36 hingga 39 derajat Celcius.
Sedangkan, letusan material pijar mencapai 750 meter dengan ketinggian asap mencapai 2.500 meter lebih dari puncak Gunung Barujari atau 5.000 meter dari permukaan laut.
"Kondisi erupsi ini lebih parah dari kondisi erupsi di 2004 dan 2009," kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Atas kondisi itu, Sutopo mengatakan BPBD Provinsi NTB telah mengkoordinir BPBD Kabupaten/Kota pulau Lombok untuk mendirikan 13 posko pengungsian di desa yang tergolong ring 1 atau berada dalam radius jarak 10 kilometer dari kawah Gunung Rinjani.
Sejauh ini, kata Sutopo, jumlah masyarakat yang terdampak abu vulkanik Gunung Barujari mencapai 248.148 jiwa dari lima Kabupaten/Kota di Pulau Lombok. Meski demikian, belum diperlukan pengungsian, ujarnya.
(utd)