Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan meminjam sekitar 600 bus yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan untuk moda transportasi di ibu kota sampai PT TransJakarta bisa membeli bus-bus baru.
“Saya sudah hubungi (Menteri Perhubungan) Pak Ignasius Jonan untuk meminta pinjaman bus karena Jakarta ini sudah darurat," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota Jakarta, Kamis (17/12).
Cara tersebut ditempuh agar masyarakat bisa menikmati bus yang nyaman, bukan bus bobrok seperti yang selama ini masih banyak ditemukan di jalanan Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemprov Jakarta meminta bantuan Kementerian Perhubungan karena PT TransJakarta belum mampu menambah kuota busnya.
Menurut Ahok, Jonan sudah menyetujui permintaan peminjaman 600 bus itu. Sekarang kedua belah pihak sedang mencari aturan sebagai payung hukum pinjam-meminjam bus ini.
Tak hanya itu, sejumlah bus milik Perum Pengangkut Penumpang Djakarta (PPD) masih akan dipikirkan bagaimana pembayarannya, karena jika dibayar rupiah per kilometer akan rugi.
"Karena yang dari luar (Jakarta) itu lebih macet, makanya lebih baik dioperasikan oleh TransJakarta saja," kata Ahok.
Bus-bus yang akan dipinjam Pemprov Jakarta, ujar Ahok, tentu saja tetap milik Kementerian Perhubungan. Hanya pengoperasian dan pengelolaannya nanti berada di bawah Pemprov Jakarta.
"Jika itu bisa dilakukan, kami tinggal mengisi bahan bakarnya saja. Pak Jonan sudah oke, tinggal mencari dasarnya saja," ujar Ahok.
Belum lama ini, Ahok geram karena bus metromini kembali mengalami kecelakaan yang mengakibatkan satu orang pejalan kaki di Jakarta Barat meninggal dunia.
“Saya sudah katakan pada mereka tak ada toleransi. Semua Metromini tangkap dan habisi saja,” ujar Ahok.
Ahok menganggap Metromini sudah terlalu sering mengalami kecelakaan lalu lintas. Ahok juga merasa janggal dengan keberadaan bus Metromini di Jakarta.
Menurut Ahok, Pemerintah Provinsi Jakarta sudah menyita ribuan bus Metromini yang melanggar aturan. Anehnya, jumlah Metromini di jalanan seolah tak berkurang.
(agk)