Metromini, Dulu Berjaya Kini Tersungkur

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Senin, 21 Des 2015 12:45 WIB
Metromini dimunculkan 1960-an untuk mengangkut para atlet internasional yang mengikuti kompetisi tandingan Olimpiade, The Games of the New Emerging Forces.
Metromini dulu menjadi kebanggaan kota Jakarta. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kendaraan berwarna oranye lalu-lalang di jalanan ibu kota. Metromini menjadi kendaraan khas Jakarta sejak medio 1960-an. Bus-bus yang berada di bawah pengelolaan PT Metromini itu menjadi sarana bepergian murah meriah bagi warga.
 
Dahulu ketika pertama kali beroperasi, kondisi Metromini jauh berbeda dengan saat ini. Bus ini dimunculkan untuk mengangkut para atlet yang mengikuti ajang The Games of the New Emerging Forces (GANEFO) yang digelar di Jakarta. Ini adalah kompetisi olahraga tandingan Olimpiade.
 
Setelah perhelatan akbar itu, Metromini yang saat itu bernama Bus Merah tidak memiliki pengelola. Baru pada pertengahan 1970-an Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin membentuk PT Metromini.

Namun pengelolaan PT Metromini bukan tanpa masalah. Saat ini misalnya kepengurusan PT Metromini mengalami dualisme laiknya tren dalam perpolitikan tanah air. Ada dua pihak yang mengklaim sebagai pengurus Metromini yang sah. Satu di bawah Nofrialdi, dan satu lagi di bawah Panjaitan.

Meski demikian, masalah dualisme di internal PT Metromini itu tak membuat pengoperasian bus-bus mereka terhambat. Ribuan Metromini tetap ‘mengotori’ ruas jalanan Jakarta dengan asap hitam mengepul keluar dari knalpot.
Di sisi lain, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya untuk mendamaikan Nofrialdi dan Panjaitan, sebab perseteruan keduanya sudah berlangsung cukup lama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berkali-kali Pemprov DKI Jakarta yang diwakili Dinas Perhubungan melakukan mediasi untuk mendamaikan Noafrialdi dan Panjaitan. Namun sayang usaha tersebut selalu menemui kegagalan.

Pada akhirnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan upaya untuk mempertemukan kedua kubu pengelola PT Metromini adalah usaha yang sia-sia belaka.

"Memanggil Metromini itu sudah sering dan itu basa-basi saja karena mereka berdua dipanggil pun tidak mau berdamai," kata Andri di Balai Kota DKI Jakarta, awal Desember.

Dikandangkan

Dualisme PT Metromini berimbas pada upaya pengintegrasian bus-bus Metromini dengan TransJakarta. Bus-bus oranye itu, bersama seluruh operator bus di Jakarta, diharapkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bergabung dengan TransJakarta di bawah Pemprov.

Pengintegrasian ini dianggap Ahok –sapaan Basuki– perlu agar pengelolaan dan pengawasan terhadap bus-bus di ibu kota dapat dilakukan dengan lebih baik. Ia yakin hal ini akan menguntungkan semua pihak.

Penumpang, yakni warga Jakarta, bisa menggunakan bus dengan kualitas baik. Mereka juga tidak perlu menunggu lama kedatangan bus pada jam berapapun. Sebabnya, tiap operator yang bergabung akan dibayar dengan rupiah per kilometer sehingga sopir bus tak perlu ngetem menunggu penumpang.

Selain itu, para pemilik bus harus menyediakan bus berkualitas bagus. Mereka juga bisa memperoleh pinjaman uang demi mengadakan bus-bus bermutu.

Keuntungan selanjutnya, para sopir yang bergabung dengan PT TransJakarta akan diberi pelatihan. Penghasilan mereka pun tidak main-main, yakni dua kali upah minimum provinsi (UMP).

Sejauh ini operator yang sudah mendeklarasikan diri siap bergabung dengan PT TransJakarta adalah Kopaja, sedangkan Metromini masih sulit.

Razia Metromini di Blok M, Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melarang bus oranye ini beroperasi lagi. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Ahok mengatakan PT Metromini punya banyak alasan tiap kali diajak bergabung dengan TransJakarta, misal belum keluarnya Surat Keputusan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terkait kepengurusan PT Metromini yang mana yang dianggap sah.

Artinya dualisme menjadi penghalang signifikan. “Padahal siapapun yang punya bus kami akan terima, dicap apapun (Metromini, Kojapa, Kopami), saya akan terima," kata Ahok, Senin (21/12).

Namun tawaran yang disebut Ahok telah dilayangkan sejak dua tahun lalu itu, sampai sekarang tak kunjung mendapat sambutan positif dari PT Metromini. Menurut Ahok, pemilih Metromini hanya menjawab “Iya, iya,” saja.

Kekesalan Ahok makin memuncak saat melihat bus-bus Metromini yang sudah amat bobrok bahkan tak layak jalan, masih berseliweran di jalanan DKI Jakarta.

Ahok kesal, sebab Metromini tak mau diajak bergabung dengan PT Transjakarta, tapi tidak juga membenahi armadanya.

Tak hanya itu, banyak Metromini yang tidak lolos uji KIR dan akhirnya dikandangkan oleh Pemprov. Dari sekitar 3.000 Metromini yang ada di Jakarta, kata Andri, ada 1.600-an yang statusnya disita Pemprov.
Aksi menyita bus-bus Metromini salah satunya dilakukan agar para pemilik mau bergabung dengan PT TransJakarta. Namun kini para pemilik dan sopir Metromini malah menggelar aksi mogok dan mendesak agar bus-bus yang dikandangkan dikembalikan lagi ke jalan.

Permintaan itu ditanggapi sinis oleh Ahok. Dia berkata, untuk apa mengembalikan bus yang sudah menghilangkan banyak nyawa warga Jakarta. Yang terbaru, ada 18 orang harus meregang nyawa karena bus Metromini ditabrak kereta rel listrik di Tubagus Angke lantaran menerobos palang perlintasan kereta.

Ahok bahkan mengancam untuk ‘menghabisi’ para pemilik atau sopir bus Metromini yang melakukan aksi mogok.

"Mereka mengancam kami, saya katakan jika berani mogok, maka sikat habis saja. Anda ribut dengan saya, Anda bangkrut sudah," kata Ahok dengan nada tinggi.

Metromini pun terpuruk. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER