Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menilai nilai toleransi umat beragama di Indonesia mulai menurun. Hal itu disebabkan semakin menguatnya radikalisme di Indonesia.
Selain menurunnya toleransi beragama, Tjahjo juga menyebutkan semakin meningkatnya ancaman terorisme yang terjadi belakangan ini di tanah air.
"Kepolisian hampir setiap hari menangkap (diduga teroris). Ini berarti ada virus menjalar. Virus ini harus dimatikan," ujar Tjahjo di Jakarta, Senin (21/12).
Oleh karenanya, dia menilai isu propaganda dan radikalisme di Indonesia perlu dicermati secara seksama. Tjahjo mengatakan telah berkoordinasi dan meningkatkan komunikasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Dengan demikian, ujar Tjahjo, stabilitas di daerah dapat terwujud dengan baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gerakan dari luar propaganda sudah mulai pada posisi lampu merah. Maka harus dicermati bersama," katanya.
Menurutnya, radikalisme dapat ditangkal dari masyarakat. Iman kepercayaan yang kuat, ujar Tjahjo, dapat meningkatkan kembali toleransi beragama dan menangkal radikalisme di masyarakat. Dia menekankan, Indonesia memiliki enam agama sah yang harus dijaga keutuhannya.
Dia menuturkan keutuhan agama di Indonesia tidak hanya menjadi tanggung jawab Kementerian Agama. Oleh karenanya, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini mengungkapkan nantinya akan ada forum kerukunan umat beragama yang rutin dilakukan.
Seperti hari ini, Kemendagri sebagai tuan rumah turut mengundang Kementerian Agama, Kementerian Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan dan tokoh-tokoh enam agama di Indonesia. Nantinya, forum ini akan dilakukan setiap bulan baik di pusat, provinsi, kabupaten/kota dan desa.
"Forum ini hanya ingin mempertegas komitmen, tokoh agama dan pemerintah ikut bertanggung jawab terhadap stabilitas (kerukunan beragama) di daerah," katanya.
(utd)