Jakarta, CNN Indonesia -- Eks Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi mengimbau masyarakat agar jangan mudah terpancing dalam konflik yang membawa-bawa nama agama. Alasannya, Hasyim menilai akar permasalahan konflik yang membawa-bawa nama agama sering kali bukan dikarenakan agama.
Pernyataan ini ia lontarkan menyusul peristiwa perusakan rumah untuk aliran kepercayaan Sapto Darmo. Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah warga Desa Plawangan Kecamatan Kragan, Rembang, merusak sebuah rumah yang sedang dibangun untuk menjadi padepokan aliran kepercayaan Sapto Darmo.
Amuk massa ini terjadi pada Selasa kemarin yang diawali dengan kedatangan warga ke Balai Desa Plawangan untuk meminta penjelasan bangunan sanggar yang belum berizin kepada Pemerintah Desa. Mereka pun ditemui Camat Kragan Mashadi, yang didampingi Kepala Desa Plawangan Hamim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Persepsi kita kalau ini adalah masalah agama murni salah. Agama hanya dipakai untuk bertikai dan yang memakainya ada kepentingan di luar agama,” kata Hasyim saat ditemui di PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (12/11).
Hasyim berpendapat pertikaian yang membawa-bawa nama agama hendaknya segera diusut, apakah benar memang konflik agama atau konflik kepentingan lain. Tak jarang, kata Hasyim, konflik itu sebenarnya adalah konflik ideologi antara segelintir pihak tertentu.
“Pertikaian menggunakan nama agama paling murah. Cukup dua liter bensin saja, di mana satu liter untuk gereja, dan satu liter untuk masjid,” kata pria yang kini menjadi salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu.
Ia menambahkan, “Menurut saya, Indonesia perlu
National Security Act untuk menangkap kejahatan yang berbasis ideologi sejak dini. Jangan kalau sudah jadi teroris baru ditangkap.”
(win/win)