Berharap Kehidupan Baru dengan Kopaja Anyar

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Rabu, 23 Des 2015 09:50 WIB
Bus-bus berwarna putih-biru berjajar gagah. Anyar berkilap. Kopaja wajah baru yang total berjumlah 320 unit itu akan menjadi sandaran hidup para sopir ibu kota.
Bus-bus Kopaja wajah baru siap beroperasi. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bus-bus berwarna putih-biru berjajar gagah di Parkir Timur Senayan, Jakarta, kemarin sore. Total ada 320 bus yang diluncurkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai bus feeder TransJakarta. Itu adalah bus-bus Kopaja wajah baru. Anyar berkilap.

Bergabungnya Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja) dengan PT TransJakarta diharapkan membuat Kopaja yang selama ini identik dengan bus berwarna putih-hijau, lebih baik dari sebelumnya. Pun bagi sopir-sopir mereka.

Apalagi gaji yang ditawarkan pada orang-orang yang berminat menjadi sopir bus-bus baru itu mencapai dua kali upah minimum provinsi DKI Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan iming-iming tersebut, bukan tak mungkin sopir-sopir dari operator bus lain akan tergiur untuk pindah haluan ke Kopaja anyar itu. Terlebih Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan siapapun bisa menjadi sopir Kopaja baru.

Yose Irawan, salah satu sopir Kopaja baru alias feeder TransJakarta misalnya, sebelumnya memang telah menjadi pengemudi Kopaja. Dia membawa bus Kopaja lama P20 jurusan Lebak Bulus-Pasar Senen.

Namun kini Yose memilih untuk beralih menyopiri Kopaja baru, dan bukan dia satu-satunya sopir Kopaja P20 yang memutuskan untuk berganti “orang tua.”

"Lumayan banyak yang pindah. Ada sekitar 80 persen," kata Yose, tampak malu-malu ketika awak media memotretnya di bangku kemudi.

Salah satu alasan Yose pindah dari Kopaja P20 ke Kopaja feeder TransJakarta tentu karena penghasilan yang jauh lebih baik. Jika sebelumnya Yose digaji sesuai setoran, kali ini dia digaji rupiah per kilometer.

Pembayaran dengan sistem rupiah per kilometer itu dicanangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurangi kebiasaan mengetem bus-bus ibu kota. Juga agar masyarakat tak kesulitan mencari bus di luar jam-jam sibuk.

"Di sini lebih menguntungkan. Sistemnya sudah gaji, bukan lagi berpatok pada setoran," kata Yose, sumringah.
Seperti Yose, sopir lain bernama Doni Saputra mengatakan penghasilan besar menjadi alasannya kembali mengemudikan bus Kopaja.

Doni sudah menjadi sopir Kopaja sejak era Orde Baru. Dia menjadi pengemudi Kopaja hingga akhir 1996. Namun kala itu dia memutuskan untuk gantung setir dan pindah tunggangan ke bus besar dan truk.

Nyatanya jiwa Kopaja dalam diri Doni belum hilang hingga akhirnya ia memutuskan untuk kembali menekuni pekerjaan sebagai sopir Kopaja baru.

Awak bus membersihkan bus Kopaja feeder TransJakarta di Senayan, Jakarta. (CNN Indonesia/Safir Makki)
"Saya balik lagi jadi sopir Kopaja karena penghasilannya menjanjikan," kata Doni, berseri-seri. Namun ia enggan membocorkan berapa persisnya pendapatan yang akan dia kantongi.

“Rp 600 per kilometer. Satu hari bisa dua shift dengan satu shift-nya delapan jam. Jadi bisa dihitung sendiri ya," kata dia sembari tertawa.

Jika dihitung, sembari berpatokan pada janji Ahok –sapaan Gubernur Jakarta Basuki– soal upah sopir Kopaja baru yang dua kali gaji UMP, maka penghasilan Doni dan Yose bisa mencapai Rp6 juta per bulan.

Angka itu terhitung cukup besar untuk sekadar sopir bus, tapi kecil jika dibandingkan dengan kewajibannya melindungi jiwa penumpang.

Perempuan tak mau kalah

Di antara para pria yang menjadi sopir bus feeder Transjakarta, ada satu perempuan dengan potongan ramput pendek yang juga duduk di balik kemudi.

Dia adalah Nita Apriyanti. Semula dia tak tampak mencolok karena penampilannya seperti lelaki. Namun begitu Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mendatangi bus yang ia sopiri, sosoknya langsung menjadi pusat perhatian.

Nita bercerita sudah terbiasa hidup dengan kendaraan berukuran besar sejak delapan tahun lalu. Dia telah melanglang buana ke berbagai daerah dengan mengendarai truk atau bus ekspedisi berukuran besar.

"Saya memang senang membawa mobil besar," kata wanita 35 tahun itu.

Setelah puas membawa kendaraan ekspedisi, Nita menjadi sopir bus salah satu sekolah terkenal di Jakarta. Kini akhirnya ia bergabung dengan Kopaja di bawah TransJakarta.

Interior bus Kopaja feeder TransJakarta yang diluncurkan kemarin oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratam)
Nita yang tinggal di kawasan Cempaka Putih itu mengatakan, uang tak menjadi alasannya bergabung dengan PT TransJakarta.

"Saya memang memasukkan beberapa lamaran, dan rezekinya ke sini. Ini semua tergantung Allah," kata wanita beranak satu itu.

Nita, Doni, Yose, dan para sopir Kopaja baru kini berharap hidup baru dari bus-bus yang mereka kemudikan.
(agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER