Jakarta, CNN Indonesia -- Agung Setiawan sudah lebih dari 30 menit menunggu bus Metromini 640 di depan Terminal Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Karyawan swasta itu jadi tak sabar. Ia tak ingin terlambat sampai kantor.
Namun Metromini 640 jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang yang ditunggu Agung tak kunjung tiba. Bus oranye terang itu menghilang dari lintasan yang biasa dilaluinya.
Agung pun resah. Dahinya berkerut. Berkali-kali pandangannya tertuju ke arah yang lebih jauh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Biasanya enggak sampai setengah jam sudah datang, tapi sekarang ini sudah lebih (dari 30 menit),” kata warga Condet, Jakarta Timur, itu ketika ditemui CNNIndonesia.com di Pasar Minggu, Senin (21/12).
Agung menggunakan Metromini setiap hari untuk menuju kantornya di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Dia tak tahu sopir Metromini menggelar aksi mogok hari ini.
“Saya tahunya mogok kemarin. Pantas saya tunggu dari tadi enggak muncul,” kata Agung, dongkol karena aktivitasnya terganggu.
Andai tahu dari awal, ujar Agung, dia sejak tadi sudah naik kerela rel listrik
commuter line.
Di dalam terminal, bus-bus sekolah siap beroperasi menggantikan Metromini yang mogok. Agung terlambat menyadarinya. Bus-bus berwarna terang itu disiapkan Dinas Perhubungan DKI Jakarta sebagai langkah antisipasi. Kebetulan anak-anak sekolah pun sudah memasuki masa liburan.
Soal Metromini, Agung tahu belakangan banyak Metromini yang dikandangkan Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Ia setuju pemerintah mestinya bisa menyediakan transportasi yang layak.
“Kalau pemerintah sering merazia atau ngandangin Metromini, seharusnya mentingin konsumen juga dong. Sediakan bus yang layak agar konsumen enggak terganggu,” kata Agung.
Metromini dirasa Agung memang kurang nyaman dan aman. “Saya berharap bus Metromini bisa diperbaiki atau diremaajakan,” ujar Agung.
Setelah hampir satu jam, Metromini yang dinanti Agung akhirnya datang. Ia lantas bergegas masuk ke dalam bus yang sudah penuh penumpang itu.
Di lokasi yang sama, Ipah dan Dea sedang menunggu Metromini jurusan Pasar Minggu-Blok M. Mereka hendak ke Komdak. Para ibu rumah tangga itu biasa menumpang Metromini menuju pasar.
Lebih parah dari yang dialami Agung, Ipah dan Dea harus menunggu lebih dari satu jam, dan Metromini yang mereka tunggu tak juga tiba.
“Sudah nyambung-nyambung angkot ke sini masih belum ada Metromini juga,” kata Dea, kesal.
Meski menanti Metromini, Dea sesungguhnya menyimpan jengkel terhadap sopir-sopir bus itu yang merah ugal-ugalan dalam berkendara. Tapi, kata Dea, masih ada sopir Metromini yang masih tertib.
“Kalau dapat yang bener ya bener. Tapi kalau dapat yang ugal-ugalan, makan hati juga, rasanya pengen berhenti di tengah jalan. Mereka enggak mikirin nyawa penumpang, mikirin diri sendiri," ujar Dea.
Beberapa waktu kemudian, bus sekolah berwarna kuning keluar dari terminal. Dea dan Ipah akhirnya memilih naik bus sekolah yang disediakan pemerintah itu.
 Bus-bus sekolah yang disediakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menggantikan Metromini yang menggelar aksi mogok hari ini. (CNN Indonesia/Prima Gumilang) |
Di dalam bus sekolah, telah duduk menunggu seorang penumpang, Diro Erawati. Dia naik ke bus itu setelah berkeliling mencari Metromini. Diro hendak ke Blok M untuk mencari obat.
Diro mengaku senang menumpang bus sekolah. Beruntung sekolah sedang libur. Jika Metromini tak beroperasi terus-menerus dan libur sekolah usai, Diro tak tahu akan naik apa nantinya.
“Mending diganti saja Metromininya dengan bus sekolah ini. Metromini banyak yang ugal-ugalan, saya enggak senang," kata Diro.
Dia pernah dua kali diturunkan di tengah jalan secara semena-mena oleh sopir. Kejadian itu ia alami di Mampang Prapatan, padahal tujuan akhirnya ke wilayah Blok M.
"Apalagi kejadiannya waktu ngebut di jalur busway. Metromini tiba-tiba berhenti dan saya diturunin di tengah jalan. Saya jadi takut," ujar Diro.
Meskipun ongkos Metromini relatif murah, bagi Diro itu bukan satu-satunya ukuran. Dia lebih memilih nyawanya selamat daripada ongkos murah tapi membuat penumpang waswas.
"Walau murah kalau ugal-ugalan ya takut juga, apalagi kalau jantungan, wah lemas," ujar Diro.
90 Bus SekolahWakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Yani Wahyu mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan 90 bus sekolah untuk mengantisipasi kekurangan armada bus di ibu kota.
Setiap bus sekolah yang beroperasi dikawal dua polisi. Mereka bertugas mengantisipasi ancaman pihak luar selama perjalanan.
"Untuk menciptakan rasa aman di bus bantuan bagi penumpang, kami bekerja sama dengan Polda, Satuan Brimob, dan Sabhara," kata Yani.
Menurutnya, sudah banyak bus Metromini yang ditahan Dishub DKI lantaran tidak layak jalan. Dari 3.100 Metromini, sebanyak 298 bus ditahan dan dihentikan operasinya. Sementara sebanyak 1.600 dicabut izin trayeknya per Februari ini. Sisanya 1.500 unit dinyatakan wajib KIR dan tidak dicabut izinya operasi.
Sejak pagi, bus Metromini nyaris tidak beroperasi di Terminal Pasar Minggu. Begitu pula di Terminal Manggarai. Hanya satu bus yang tersisa mengangkut penumpang pagi tadi.
"Ini terakhir saya narik penumpang, setelah ini ikut aksi mogok," kata kondektur Metromini yang enggan menyebutkan namanya.
Menurut dia, aksi mogok kali ini sebagai protes terhadap sikap pemerintah yang dinilai tak berpihak pada supir. Banyak kawan mereka yang busnya ditahan oleh Dishub DKI.
"Banyak yang dikandangin di Rawa Buaya. Salah sedikit ditangkap. Banyak orang lapar butuh cari uang, kalau ditangkapin begini bagaimana," keluhnya di Terminal Manggarai.
Salah seorang sopir bus sekolah, Gani Salim, mengatakan percuma Metromini mogok karena ada penggantinya.
Simak riwayat Metromini sejak didirikan sampai sekarang di berita berikut.
(agk)