Kapolri Sebut Ada 9 Jaringan Teroris di Indonesia

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Rabu, 23 Des 2015 13:28 WIB
Mujahidin IndonesiaTimur, Mujahidin Indonesia Barat, Laskar Jihad, Jamaah Anshaarut Tauhid, dan Daulah Islamiyah Nusantara mengancam keamanan Indonesia.
Pertemuan Indonesia dan Australia soal terorisme. (CNN Indonesia/Yohannie Linggasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti, Rabu (23/12), menyebut ada sembilan jaringan yang diduga teroris di Indonesia. Dia juga tidak menutup kemungkinan setiap jaringan itu berhubungan satu sama lain.
 
Badrodin tidak menyebutkan secara lengkap nama-nama jaringan teroris itu. Namun, di antaranya yang dia sebutkan adalah jaringan lama seperti Mujahidin Indonesia Timur, Mujahidin Indonesia Barat, Laskar Jihad, Jamaah Anshaarut Tauhid, dan Daulah Islamiyah Nusantara.
 
"Sekarang ini zamannya sudah modern, sudah bisa koneksi satu sama lain. Mungkin kelompok itu mengatakan tidak ada hubungannya dengan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), tetapi secara perorangan mereka bisa komunikasi satu sama lainnya," kata Badrodin. 
ISIS adalah salah satu kelompok yang disebut Badrodin dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan mengancam Indonesia saat ini. Kelompok yang berasal dari Timur Tengah itu berniat mendirikakn kekhalifahan Islam.
 
Pemerintah Australia juga menyebut ISIS hendak mendirikan kekhalifahan di Indonesia. Negara tetangga itu khawatir Indonesia akan dijadikan basis untuk melakukan serangan ke tanah airnya.
Namun, hal tersebut sudah dibantah oleh Badrodin dan Luhut. Mereka meyakini ISIS tidak akan mendirikan kekhalifahan di Indonesia.
 
Sementara itu, jaringan-jaringan lain yang disebutkan sudah lebih dulu berkembang di Indonesia. "Secara ideologis mereka semua hampir sama, dalam rangka mendirikan negara Islam," kata Badrodin. 
Salah satu jaringan yang paling diburu adalah Mujahidin Indonesia Timur yang dipimpin Santoso alias Abu Wardah. Jaringan yang berbasis di Poso, Sulawesi Tengah, diduga bertanggungjawab atas serangkaian serangan kepada Polisi.
 
Untuk memburu Santoso, Polri dan TNI melaksanakan operasi Camar Maleo. Operasi ini, kata Badrodin, tetap berjalan meski Polri juga melaksanakan operasi Lilin untuk mengamankan natal dan tahun baru.
 
"Justru kami lakukan upaya yang sekarang adalah itu untuk menjamin masyarakat kita jangan ragu-ragu beraktivitas sebagaimana biasa, lakukan kegiatan sebagaimana mestinya. Kemudian kalau ada yang merayakan pergantian tahun silakan dilakukan, tetapi jangan berlebihan, sederhana saja," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(bag)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER