Jokowi Minta Natal Jangan Jadi Seremonial Belaka

Resty Armenia | CNN Indonesia
Senin, 28 Des 2015 22:43 WIB
Presiden Joko Widodo meminta agar Natal tidak hanya menjadi seremonial belaka, melainkan juga sebuah momentum untuk memperbaiki perilaku.
Presiden Joko Widodo meminta Natal jangan hanya seremoni belaka (CNN Indonesia/Resty Armenia)
Kupang, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo meminta agar Natal tidak hanya menjadi seremonial belaka, melainkan juga sebuah momentum untuk memperbaiki perilaku.

Dalam sambutan acara Peringatan Natal Bersama Tingkat Nasional Tahun 2015 yang digelar di Alun-alun Rumah Jabatan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Kupang, Senin (28/12), Jokowi menekankan bahwa Natal seharusnya dapat membawa semangat kesahajaan dan kesederhanaan.

Tak hanya itu, ia menuturkan bahwa Natal juga harus membawa semangat untuk berani mengatakan cukup, rela berbagi, tidak menghabur-hamburkan uang, dan memperkecil jurang kaya dan miskin.‎

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jangan sampai Natal hanyalah seremonial belaka," ujar Jokowi.

Presiden berpandangan, merayakan Natal  berarti mengubah cara berpikir, bertindak, dan berhubungan antaranak bangsa untuk menghayati Pancasila. Dasar negara Indonesia itu harus menjadi habitus bangsa dalam menjalankan iman, harap, dan kasih Tuhan.  

"Merayakan Natal berarti kita semua menjalankan revolusi karakter dan revolusi mental, karena inti dari revolusi ini adalah menjadi manusia baru yang berubah lebih produktif, lebih optimis, lebih disiplin, dan lebih kerja keras," katanya.

Ia menyebutkan, dengan bekerja keras, maka sebenarnya manusia sedang berdoa. Oleh karenanya, tutur Jokowi, Indonesia sudah saatnya bergerak meninggalkan budaya yang dipenuhi kepalsuan, semu, hanya mementingkan diri sendiri, dan kurang berbagi dengan sesama.

"Natal harus membawa perubahan sikap mendasar dalam kehidupan bersama sebagai bangsa, karena dunia telah berubah dengan cepat dan perubahan tidak bisa dibendung lagi. Maka dibutuhkan insan Indonesia yang mandiri, yang berdiri dan berjiwa merdeka, serta menegakkan nilai-nilai keutamaan seperti nilai-nilai budi pekerti, kepatutan, sopan santun, kepantasan, gotong-royong, dan toleran," ujarnya.

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, Natal kali ini mengingatkan bahwa pemahaman tentang keluarga sebenarnya tidak terbatas pada keluarga inti, yakni ayah, ibu, dan anak-anak. Alih-alih, Natal memberikan pelajaran bahwa ada juga keluarga lain dalam satu kesatuan bangsa Indonesia dan satu kesatuan umat Tuhan.

"Sebagai keluarga, kita mendiami bumi sebagai rumah bersama. Peristiwa Natal mengingatkan kita untuk hidup sebagai keluarga. Kita mempunyai tanggungjawab untuk menjadikan hidup bersama di bumi ini semakin baik, saling memberi api dan air, saling tolong-menolong, saling bergotong-royong. Api ‘ata ‘ola hege, air ‘ata ‘ola neni," katanya.

Jokowi pun merasa bersyukur bahwa perayaan Natal yang bertema 'Hidup Bersama sebagai Keluarga Allah' ini dapat benar-benar dilakukan dalam penghayatan Bhineka Tunggal Ika.

"Leluhur bangsa Indonesia telah membuat sumpah Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa. Dan bukan Satu Agama. Oleh sebab itu, sebagai warisan asli Nusantara, semangat Bhinneka Tunggal Ika harus selalu kita rawat agar cita-cita bersama mewujudkan Indonesia sejahtera, adil, dan berdaulat terus menggema dalam sukma kalbu bangsa Indonesia," ujarnya.

Perayaan Natal kali ini dihadiri oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya.

(tyo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER