Semarang, CNN Indonesia -- Majelis Ulama Indonesia dan Kepolisian Daerah Jawa Tengah meminta masyarakat tenang dan tidak terpancing dengan kasus penjualan terompet dari sampul Al-Quran.
“Jangan terprovokasi menilai itu perbuatan agama atau kelompok tertentu. Kondisi Jateng aman dan damai penuh toleransi,” kata Ketua MUI Jawa Tengah KH Ahmad Darodji.
Ia meminta masyarakat tak terburu-buru memberikan penilaian yang salah. MUI yakin polisi bisa menuntaskan kasus ini dengan cepat sehingga masyarakat tak jadi resah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Cari tahu apa yang sebenarnya terjadi,” ujar Ahmad.
Polda Jawa tengah saat ini tengah mengusut kasus penjualan terompet tersebut dengan meminta keterangan sejumlah pihak, termasuk produsen terompet CV Ashfri, dan Alfamart selaku pemesan.
“Masyarakat jangan terprovokasi,” kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Kombes Polisi Liliek Darmanto, mengeluarkan imbauan serupa dengan MUI.
Polda Jateng telah meminta seluruh Polres di Jawa Tengah dan Alfamart untuk menarik semua terompet yang sempat dijual dengan harga Rp3.500 itu.
"Seluruh Polres sudah kami minta untuk menyita, juga Alfamart agar menarik seluruh terompetnya,” ujar Liliek.
Ribuan terompet dari kertas sampul Al-Quran didapati dijual di hampir seluruh gerai minimarket Alfamart di Jawa Tengah. Polisi langsung menyita terompet-terompet itu dan memeriksa CV Ashfri, produsen terompet yang menerima pesanan dari Alfamart.
Pemilik CV Ashfri, Al Ashfriana, meminta maaf atas kecerobohannya dalam membuat terompet.
"Kami minta maaf kepada seluruh masyarakat. Kami akui ceroboh dalam pengawasan di bagian produksi. Kami siap bertanggung jawab,” kata Al Ashfriana.
Alfamart juga meminta maaf dan akan menarik seluruh terompet yang sudah beredar di gerai-gerai.
"Kami minta maaf dan tak menduga terompet yang kami pesan seperti itu. Kami hanya pesan terompet dengan harga terjangkau yang bisa berbunyi,” kata General Manager Corporate Communication PT Sumber Alfaria Trijaya, Nur Rahman.
(agk)