Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung enggan mengomentari ditunjuknya Setya Novanto menjadi Ketua Fraksi Partai Golkar. Keputusan itu diambil Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie untuk menyikapi mundurnya Setya Novanto sebagai Ketua DPR RI. Dia mengaku tidak diajak diskusi sama sekali Ical ihwal penunjukkan Novanto sebagai Ketua Fraksi partai berlambang Pohon Beringin tersebut.
Menurutnya, Setya Novanto harus benar-benar mendengarkan dan mempertimbangkan aspirasi publik sebelum mengambil sikap apabila nantinya resmi menjadi Ketua Fraksi Golkar DPR RI.
"Lihat perkembangan ke depan. Itu harus jadi perhatian Setya Novanto bilamana dia aktif melanjutkan kepemimpinan fraksi," ujar Akbar Tanjung di Akbar Tanjung Institute, Jakarta, Selasa (29/12).
Setya mengundurkan diri dari jabatannya jelang dibacakannya putusan perkara etik di Mahkamah Kehormatan Dewan. Dia diduga melanggar kode etik dengan meminta saham PT Freeport Indonesia. Dia disebut mencatut nama Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, sebagai kompensasi atas niatnya memuluskan perpanjangan kontrak karya Freeport di Indonesia.
Karenanya, Ical mempercayakan kursi kosong ketua DPR RI kepada Ade Komarudin. Sementara kursi Ketua Fraksi yang ditinggalkan Ade Komarudin, diberikan ke Setya Novanto. Keputusan ini diambil usai petinggi Golkar kubu Ical menghelat rapat di Bakrie Tower, Jakarta, Kamis (18/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun yang hadir saat itu adalah Wakil Ketua Umum Golkar Fadel Muhammad, Sekjen Golkar Idrus Marham, Wakil Ketua Golkar Titiek Soeharto. dan Bendahara Umum Golkar Bambang Soesatyo.
Akbar mengaku, Ical sama sekali tidak mengajaknya berdiskusi terlebih dahulu sebelum menunjuk Setya menggantikan Ade. "Terus terang saya tidak diajak. Tanya Ical, alasan-alasan apa saja menunjuk Setya Novanto menjadi Ketua Fraksi," kata Akbar.
(bag)