Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Daerah Jawa Barat saat ini terus mendalami peristiwa ledakan bom molotov di kediaman Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Setidaknya, menurut Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Sulistyo Pudjo Hartono, sudah ada 10 orang saksi yang diperiksa.
"Sudah banyak (saksi yang diperiksa). Dari satuan intelijen, saya pikir sudah mendapatkan 10 orang," kata Sulistyo saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat dini hari (1/1).
Sulistyo mengatakan, pihaknya masih akan terus mengumpulkan keterangan dari masyarakat yang berada di sekitar lokasi untuk mendapatkan pelaku.
Untuk saat ini, Sulistyo menjelaskan kepolisian belum memiliki kecurigaan terhadap kelompok tertentu atas meledaknya bom molotov ini. Pihaknya tidak ingin buru-buru menuduh karena akan berhadapan dengan konsekuensi hukum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum, kami tidak berani menuduh. Setiap kami statement menuduh kelompok A, B, C, konsekuensinya berhadapan dengan hukum," kata Sulistyo.
Sementara, untuk jenis bahan peledak, pihak kepolisian tengah melakukan pengembangan dan penyelidikan. Belum dapat disimpulkan terkait jenis bahan peledak berdasarkan temuan di lapangan.
Sebelumnya, sebuah benda yang diduga sebagai bom molotov meledak di Bandung. Ledakan terjadi tak lama setelah momen pergantian tahun, sekitar pukul 01.20 WIB, di depan kediaman dinas Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil yang terletak di Jalan Dalem Kaum Bandung.
Atas kejadian itu, kepolisian langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara. "Ledakan diduga berasal molotov coctail berisi paku," ujar Sulistyo.
Menurut Sulistyo, pada saat kejadian di sekitar lokasi ledakan banyak warga Bandung yang sedang menikmati momen pergantian tahun terutaman di halaman dan lapangan sintetis Masjid Agung Bandung.
(sip)