Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat teroris sekaligus mantan anggota Negara Islam Indonesia, Al Chaidar, mengatakan kecil kemungkinan tersangka ledakan di Alam Sutera, Tangerang, berbohong mengenai motifnya.
Kepada CNN Indonesia, Jumat (30/10), Chaidar mengatakan, motif pemerasan yang diakui si tersangka kemungkinan memang benar. Alasannya, tidak ada kelompok teroris manapun yang mengakui ledakan tersebut.
"Saya juga heran. Begitu tahu, saya langsung analisis. Saya tanya kelompok-kelompok teroris, tidak ada yang mengakui kalau dia itu anggotanya," kata Al Chaidar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu, dia menduga motif ekonomi memang menjadi dasar si tersangka melakukan perbuatannya. Hal yang sama juga dia duga terjadi pada peristiwa bom klorin di ITC Depok beberapa bulan yang lalu.
Meski menggunakan zat kimia yang sering digunakan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah alias ISIS, dia menyebut pelaku pemboman itu kemungkinan "hanya fundamentalis negara".
"Mungkin ada motif ekonomi atau membuat kekacauan. Tapi itu bukan kelompok fundamentalis Islam," ujar Chaidar.
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya Inspektur Jenderal Tito Karnavian pun menyatakan hal serupa. "Pelaku tidak terkait dengan jaringan-jaringan terorisme yang telah terpetakan sebelumnya."
Tito mengatakan motif teror yang dilakukan oleh Leopard Wisnu Kumala bukan atas dasar ideologi tertentu, melainkan atas dasar kebutuhan ekonomi belaka. Sebabnya, ketika melakukan aksi teror, Leopard bekerja sendiri dan tidak terorganisir.
Tito menjelaskan, Leopard termasuk dalam kategori
Lone Wolf, istilah tersebut ditujukan kepada mereka yang melakukan aksi teror dengan secara otodidak dan melakukan aksi teror sendiri.
Sementara itu, Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengungkapkan bahwa Leopard menggunakan teknologi terbaru dalam aksinya. Leopard yang kini ditetapkan tersangka disebut pernah membuat empat bom sebelum meledakannya di toilet mal tersebut.
“Pelaku sudah membuat lima bom, ada dua bom diledakan, dua bom gagal meledak, dan satu bom berhasil dijinakan,” ujar Krishna.
(rdk)