DPR Nilai Kerja Menteri Riset Memprihatikan

Sandy Indra Pratama | CNN Indonesia
Senin, 04 Jan 2016 07:33 WIB
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Kharis Almasyhari menilai kinerja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi memprihatinkan.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Natsir. (ANTARA/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Kharis Almasyhari memberikan catatan khusus terkait Kinerja Akhir Tahun 2015 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yang disebutnya memprihatinkan.

Menurut Abdul Kharis, dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Minggu, kementerian yang dipimpin oleh Mohamad Nasir ini sebagian besar memiliki kinerja memprihatinkan.

Ia mencontohkan serapan anggaran Kemenristekdikti hingga 30 November 2015 baru mencapai 61,95 persen, jauh dari target sekitar 85,52 persen dan target Presiden Jokowi sebesar di atas 90 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penyerapan anggaran secara maksimal untuk tahun anggaran 2015 dirasa masih terlalu jauh dari harapan Rakyat, ini menunjukkan kinerja kemenristekdikti yang perlu diperbaiki untuk masa depan pendidikan tinggi di Indonesia," ujar dia.

Selain itu, Ketua Panja Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) ini juga menyesalkan tingginya biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang sangat memberatkan orang tua juga mahasiswa.

"Dengan BOPTN harusnya beban biaya kuliah menjadi lebih ringan bukan malah memberatkan mahasiswa dan orang tua, banyak sekali keluhan masyarakat terkait mahalnya biaya pendidikan tinggi," kata anggota dewan dari PKS ini.

Berbagai catatan dari DPR di akhir tahun 2015, ia mengatakan harus menjadi perhatian khusus sehingga Menristekdikti dapat menjadi lebih baik dalam mengawali kerja untuk Rakyat tahun 2016.

Sebelumnya, Menristekdikti dalam rapat kerja bersama DPR mengatakan capaian realisasi APBN 2015 per 30 Nov 2015, sebesar 61,95 persen, atau sebesar Rp27,3 triliun dari total pagu anggaran 2015 sebesar Rp44 triliun. Capaian itu meliputi program Belanja sebesar 89,92 persen, 57,37 persen untuk Barang, Modal sebanyak 29,96 persen, dan Bansos sebesar 97,82 persen. (antara)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER