Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan saat ini jumlah operator bus angkutan perkotaan di Jakarta semakin banyak yang menyatakan kesediaannya bergabung dengan PT Transjakarta, dan siap menjalankan angkutan dengan pembayaran melalui sistem rupiah per Kilometer.
Hingga saat ini, sudah ada 13 operator bus yang memutuskan untuk bergabung di bawah naungan PT Transjakarta. Yang terbaru, Basuki baru saja menerima surat dari satu operator yang menyatakan bersedia.
"Tadi juga saya mendapat surat dari salah satu operator, dia adalah yang biasa mengoperasikan di rute biasa dan dia menyatakan mau bergabung dengan bayaran rupiah per kilometer," kata Basuki saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (5/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, sebagian operator yang menyatakan bergabung sejak lama adalah Damri, Mayasari Bhakti, Bianglala, serta beberapa operator yang membentuk konsorsium untuk menyediakan bus.
Terakhir, operator bus Kopaja yang tergabung dengan PT Transjakarta, menghasilkan 320 bus feeder Transjakarta yang pada akhir Desember 2015 diresmikan oleh Pemprov DKI.
Sayangnya, untuk satu operator yang baru saja mengirim surat tersebut Ahok, sapaan Basuki, enggan membocorkan identitasnya.
Dia hanya mengungkapkan dengan bergabungnya operator-operator tersebut maka rencana untuk melakukan transformasi sistem transportasi di DKI Jakarta akan berjalan dengan sukses.
"Begitu Transjakarta mengambilalih seluruh sistem bus yang ada di Jakarta maka bus-bus yang tak bergabung akan bersaing dengan kami yang menawarkan tarif Rp 3500," kata Ahok.
Jauh sebelum sistem ini diterapkan, Ahok mengakui bahwa ada kesalahan yang dibuat oleh pemerintah Jakarta. Saat bus Transjakarta muncul Pemprov DKI malah membiarkan trayek-trayek bus yang lain.
"Ini akibatnya kami tak bisa memberi pelayanan yang baik untuk warga," ujarnya.
"Dengan adanya beberapa operator bergabung maka saya yakin transformasi sistem transportasi di Jakarta, khususnya Bus Rapid Transit akan terjadi."
(meg)