Kala Megawati Malu Saat Mengunjungi Kota di China

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Minggu, 10 Jan 2016 15:03 WIB
"Makanya saya mau sembunyikan kepala. Malu saya, malu, Pak Jokowi. Dibilangin ini Bung Karno punya yang kami ambil," ujar Megawati.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati menyampakan pidato politiknya pada Rakernas 1 PDI Perjuangan di Hall D JIexpo Kemayoran, Jakarta, 10 Januari 2016. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengaku pernah merasa malu ketika dirinya mengunjungi Kota Shenzhen saat memenuhi undangan pemerintah China. Hal itu disampaikannya saat memberikan pidato politik di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I PDI Perjuangan.

Megawati menuturkan, dirinya malu ketika mengetahui konsep pembangunan kota terintegrasi telah diterapkan oleh seorang tokoh partai komunis di China. Padahal konsep itu menurutnya dimiliki oleh Presiden Indonesia pertama, Ir. Soekarno.

"Tahun lalu saya diundang ke China, ke Kota Shenzhen. Mereka akan perlihatkan sebuah cara membangun kota dalam waktu sesingkat-singkatnya," kata Megawati dalam pidatonya di Rakernas PDIP di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Minggu (10/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, ketika Megawati diantar berkeliling kota dan dibawa ke sebuah pusat informasi oleh tokoh partai komunis tersebut, dia pun terkagum-kagum. Tokoh partai komunis yang tidak disebutkan namanya itu, disebut Megawati menegurnya.

"Mega, kamu tidak perlu terpesona. Tahu apa yang kita lakukan? Ini adalah yang telah dilakukan bapak kamu, Bung Karno". Kenapa oleh Indonesia ditinggalkan?," kata Megawati menirukan ucapan tokoh partai komunis itu.

Menurut Megawati, perencanaan di Kota Shenzhen, China, yang dikunjunginya sangat jelas. Tidak hanya soal kota, bahkan kata Megawati, pusat informasi juga memperlihatkan daftar para investor yang akan masuk dan berinvestasi di sana.

"Makanya saya mau sembunyikan kepala. Malu saya, malu, Pak Jokowi. Dibilangin ini Bung Karno punya yang kami ambil," ujar Megawati.

Hal itu dibandingkannya dengan kondisi investasi di Indonesia. Menurut Megawati, di Indonesia masih terlalu banyak diskusi namun implementasinya urung dapat cepat terlaksana.

"Nah kita diskusi-diskusinya bertahun-tahun, kalau saya ikuti geregetan. Ya itu poco-poco, maju mundur, maju mundur," kata Megawati.

Selain itu, dalam pidatonya Megawati menyindir Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang disebutnya saat ini sudah berbeda dengan amanat konstitusi. Megawati berkata BUMN cenderung mengedepankan bisnis.

"BUMN hanya diperlakukan seperti 'korporasi swasta' yang mengedepankan pendekatan bisnis semata, atau yang sering didengungkan sebagai pendekatan 'business to business'," kata Megawati.

(obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER