Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno menilai Politisi Partai Hanura, Yuddy Chrisnandi sedang melakukan investasi elektoral dengan menggunakan jabatannya saat ini sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB).
Hal itu disampaikannya menyikapi sepak terjang Yuddy selama lebih dari setahun terakhir, yang keluar dari tugas pokok dan fungsinya sebagai Menteri PAN-RB. Contohnya, kata Hendrawan, ketika Yuddy melakukan kunjungan ke Bali terkait perkara pembunuhan Angeline yang dianggap tidak sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kementeriannya.
Terakhir pada Desember 2015 lalu, kata Hendrawan, ketika Yuddy mempublikasikan hasil evaluasi akuntabilitas kementerian/lembaga (K/L). Hal ini memicu kegaduhan baru karena dianggap melakukan manuver menyelamatkan dirinya sendiri di tengah maraknya isu reshuffle Kabinet Kerja jilid II.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mulai dari kasus Angeline, dia ke Bali. Saya kira terukur, Yuddy Chrisnandi sedang melakukan investasi elektoral," ujar Hendrawan Supratikno di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (9/1).
Selain itu, politikus Senayan ini juga menilai hal-hal serupa dilakukan Yuddy agar tidak "dilupakan" publik. Menurutnya, media selama ini memposisikan Yuddy sebagai pemimpin masa depan, seperti Anies Baswedan dan Puan Maharani.
"Jadinya pemimpin masa depan tidak bisa hidup dalam kesepian. Dia harus mendapatkan publisitas yang cukup. Sebab kalau tidak, nanti dilupakan," katanya.
Namun, dia mengatakan apa yang dilakukan Yuddy bukan hal yang buruk. Dia mencontohkan Agnes Monica yang merubah namanya menjadi Agnez Mo dan Abdul Gofar menjadi Ebiet G. Ade.
"Itu tidak jelek. Itu investasi dan perlu dihargai," ucapnya.
Disinggung mengenai reshuffle, Hendrawan enggan menyebut nama Yuddy apakah layak diganti atau tidak. Menurutnya, ia hanya mengingatkan posisi Yuddy di KemenPAN-RB yang telah menjadi perdebatan sejak awal menjabat.
Saat itu, kata Hendrawan, banyak kalangan berpandangan Siti Nurbaya yang lebih tepat menjadi MenPAN-RB karena telah lama berkecimpung di birokrasi. Sementara, Siti Nurbaya saat ini dipercayakan menjadi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Kok Siti malah ditaruh di kehutanan? Jadi dulu Yuddy ditanya kenapa tidak di Kemenristekdikti? Guru Besarnya didapatkan di tengah-tengah sibuk birokrat," kata Hendrawan.
(ags)