Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah adegan diperagakan dalam prarekonstruksi perkara kematian Wayan Mirna Salihin, perempuan 27 tahun asal Sunter Jakarta Utara, di Olivier Cafe, Grand Indonesia Shopping Town, Thamrin, Jakarta Pusat.
Penyidik Direktorat Reserse Umum Polda Metro Jaya menyusun rangkaian adegan berdasarkan kronologi, mulai lokasi di mana Mirna duduk, minuman apa yang dipesan Mirna dan dua temannya, bagaimana ketika Mirna minum kopi pesanannya, hingga saat Mirna dikeluarkan dari kafe karena kejang-kejang.
Prarekonstruksi yang dimulai pukul 09.00 WIB, Senin (11/1), sampai sekarang masih berlangsung secara tertutup. Tirai putih dipasang polisi menutupi area prarekonstruksi, yakni meja dan kursi yang ditempati Mirna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam prarekonstruksi ini, hadir pula Tim
Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polda Metro Jaya, keluarga Mirna, serta rekannya.
Namun sampai saat ini penyidik masih bungkam dan belum bicara terkait perkembangan kasus kopi maut yang belakangan, menurut hasil uji forensik awal Tim Pusat Laboratorium Forensik Kepolisian, mengandung zat korosif jenis sianida yang menyebabkan kerusakan pada organ tubuh.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal mengatakan prarekonstruksi dilakukan untuk melengkapi berkas penyidikan. (Simak terus perkembangan kasus ini dalam Fokus:
KOPI MAUT MIRNA)
"Penyidik ingin melengkapi alat bukti sehingga bisa mengungkap kasus ini agar terang-benderang, bagaimana kronologi sebenarnya, siapa pelakunya, dan apa motifnya," kata dia di Mapolda Metro Jaya.
Pekan lalu, Mirna datang ke Olivier Cafe untuk bertemu dua rekannya, H dan S. Rekan Mirna, S, datang lebih dulu sekitar pukul 16.00 WIB dan langsung memesan minuman untuk dia, Mirna, dan seorang rekan lain, H.
S memesankan es kopi Vietnamese untuk Mirna, dan dua minuman lain, Cocktail dan Fashioned Fazerac, untuk dia sendiri dan H.
Minuman Mirna datang paling akhir, sekitar 40 menit setelah minuman S dan H tiba. Tak berapa lama setelah minumannya datang, Mirna langsung meminum minuman itu.
Namun baru menyesap satu sedotan, Mirna mengeluh sakit. Ia kejang-kejang hingga akhirnya dibawa ke klinik di mal tersebut.
Mirna kemudian dipindahkan ke RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat, untuk dirawat lebih intensif. Namun nyawanya tak tertolong.
(agk)