Jakarta, CNN Indonesia -- Korps Marinir menjamin keamanan seluruh anggota keluarga bocah berinisial T (12), korban pemukulan oleh seorang anggota komando utama TNI Angkatan Laut tersebut. Saat ini AM, anggota Marinir yang diduga melakukan kekerasan terhadap T, masih diperiksa di Batalyon Provos II Cilandak, Jakarta.
"Jaminan keamanan keluarga korban itu 200 persen. Kami berharap adik itu (T) sembuh dan cepat sehat," ujar Kepala Dinas Penerangan Korps Marinir, Letnan Kolonel Suwandi di Jakarta, Rabu (13/1).
Suwandi menuturkan, proses pengusutan dugaan kekerasan AM belum selesai. Provos, menurutnya, masih mengumpulkan fakta dari saksi-saksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Markas Besar Korps Marinir hingga berita ini ditulis masih meyakini bahwa T tertangkap tangan mencuri burung sebelum dipukuli oleh AM. "T kabur membawa burung, kemudian anak itu jatuh dan burungnya kelihatan," tutur Suwandi.
Meskipun T belum terbukti mencuri burung di kompleks Marinir, Cilandak, Suwandi tetap menyesalkan tindakan main hakim yang dilakukan AM. "Kesalahannya di situ, menapa harus main hakim sendiri," katanya.
Setelah kejadian, otoritas Marinir mengaku telah bertemu dan bermediasi dengan keluarga T. Kepada keluarga T, komando utama TNI AL itu memohon maaf dan menyampaikan penyesalan. Suwandi berkata, AM akan menanggung seluruh biaya pengobatan T.
Diberitakan sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia menerima laporan mengenai anak korban pemukulan atas nama M (14) dan T, yang terjadi dalam kompleks Marinir Cilandak, Minggu (10/1) lalu.
Kepada KPAI, keluarga korban mengatakan M dan T dipukuli oleh anggota Marinir karena dituduh mencuri burung. Padahal menurut keluarga, M dan T hanya bermain layang-layang.
Ilma Sovri Yanti dari Satuan Tugas Perlindungan Anak mengatakan orangtua T telah melapor ke Polsek Pasar Minggu. T, katanya, juga sudah divisum di Rumah Sakit Polri. Namun, hingga kini mereka belum mendapatkan arahan lanjutan dari kepolisian.
Rita berkata, lembaganya akan mendampingi keluarga T agar mendapatkan pengawalan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yambise, kemarin menyambangi Rumah Sakit Prikasih, Jakarta, untuk menjenguk T.
Meskipun melihat bekas kekerasan di tubuh T, Yohana belum dapat berbicara banyak soal peristiwa tersebut. "Saya harus kaji lagi dengan tim saya," ujarnya.
(pit)