Korban Bom Indonesia Berbelasungkawa untuk Teror Thamrin

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Minggu, 17 Jan 2016 12:28 WIB
Keluarga korban pemboman di Indonesia berbelasungkawa untuk tragedi bom Thamrin, meminta keluarga korban tidak membalas tragedi itu dengan kekerasan.
Ketua Yayasan Penyintas Indonesia sekaligus korban bom Kuningan 2004, Sucipto Wibowo (tengah) menaruh karangan bunga di pos polisi Sarinah, Ahad (17/1). (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Keluarga korban peristiwa pemboman di Indonesia yang tergabung dalam Yayasan Penyintas Indonesia (YPI) melaksanakan aksi solidaritas terhadap keluarga korban bom di Jl. MH Thamrin beberapa hari yang lalu.

Dalam aksi tersebut, keluarga korban melakukan aksi tabur bunga dan pemasangan spanduk di pos polisi Thamrin yang merupakan salah satu lokasi ledakan bom.

Ketua YPI sekaligus korban bom Kuningan 2004, Sucipto Wibowo, mengungkapkan aksi yang mereka lakukan di Sarinah merupakan bentuk belasungkawa sekaligus ingin memberikan pesan pada para keluarga korban bom Thamrin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami ingin menyampaikan bahwa jangan balas kekerasan dengan kekerasan lagi," kata Sucipto saat ditemui di kawasan Sarinah, Ahad (17/1).
Sucipto menjelaskan jika kekerasan dibalas dengan kekerasan lagi maka di masa depan kemungkinan akan terjadi kekerasan yang lain. Dia pun mencontohkan YPI sebagai organisasi perkumpulan korban bom yang tidak melakukan aksi kekerasan.

"YPI ini korban tapi kami tak melakukan kekerasan," katanya.

Tragedi pemboman di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, pada Kamis (14/1) merenggut delapan nyawa, empat warga sipil dan empat pelaku pemboman.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar M. Iqbal menyatakan ada empat jenazah yang dipastikan sebagai pelaku teror di Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1). Hal tersebut berdasarkan hasil identifikasi tim Disaster Victim Identification (DVI) yang didukung oleh basis data yang dimiliki Kepolisian.
"Muhammad Ali yang lahir pada 1976 dan Afif alias Sunakin diduga pelaku, tapi tanggal lahirnya belum ada diduga pelaku ditemukan di halaman Starbucks," ujar Iqbal dalam keterangan pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (16/1).

Iqbal menyampaikan dua nama lain yang diduga pelaku adalah Dian Joni Kurniadi kelahiran 1990 yang ditemukan tewas di Pos Polisi Lalu Lintas Sarinah dan Ahmad Muhazan Bin Saron kelahiran 1990 yang ditemukan di dalam Starbucks Cafe. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER